RUMAH PENA MOTIVASI

Dakwah Yang Menyenangkan

Oleh: Cecep Y Pramana

Salah satu tugas mulia umat Islam menyampaikan ajaran agama Islam atau risalah kepada seluruh manusia dengan dakwah. Dakwah merupakan upaya menyampaikan dan mengajak pada kebenaran, kebaikan serta upaya yang kuat mencegah manusia untuk berbuat jahat.

Islam mengatur dalam berdakwah dengan cara dan metode yang baik. Dakwah Islam adalah rahamatan lil alamin, penuh kedamaian, menyenangkan, penuh kesejukan dan jauh dari sikap kekerasan.

Dakwah Islam tidak memaksa, baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi dilakukan secara persuasive, simpatik dan lebih elegan. Juga dapat dilakukan dialog dengan mengedapankan informasi yang objektif dan betitik tolak pada kebenaran. Sudah saatnya kita membiasakan diri menerima pendapat, kebenaran dan pemikiran berbeda dengan orang lain.

Itulah sebabnya mengapa baginda Nabi Muhammad saw menganjurkan kepada umatnya untuk berdakwah sesuai dengan kapasitas yang di milikinya. Rasulullah saw bersabda; “Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman“. (HR Muslim).

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung“. (QS Ali Imran: 104).

Dalam ayat ini menunjukan kepada kita bahwa berdakwah itu ‘harus’ di mulai dengan mengajak pada kebaikan, barulah mencegah keburukan. Artinya tidak akan efektif mencegah keburukan, jika kebaikan tidak ditunjukan terlebih dahulu.

Realita yang terjadi di tengah masyarakat masih ada yang mengajak kepada kebaikan dengan cara yang tidak baik, seperti kata-kata kotor, mencaci maki, menghujat, bahkan dengan sumpah serapah. Tentu saja dakwah seperti ini tidak di benarkan dalam ajaran islam.

Allah Swt berfirman; “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)

Ayat diatas menjelaskan tentang karakteristik dakwah umat Islam. Pertama, berlaku lemah lembut dan tidak bersikap kasar. Kedua, memaafkan dan bahkan mendoakan mereka agar di ampuni dari segala kesalahannya. Ketiga, dakwah yang dilakukan lebih banyak mengedepankan musyawarah.

Allah Ta’ala juga berfirman; “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk“. (QS An Nahl: 125)

Kata hikmah diartikan sebagai perkataan yang tegas dan benar, membedakan antara yang hak dengan yang bathil, artinya berdakwah dengan hikmah berarti harus memperhatikan kedalaman substansi, dan disampaikan dengan cara yang bijaksana.

Sedangkan pelajaran yang baik (mauizatil hasanah) artinya dakwah itu harus sistematis dan menggunakan methode yang baik. Dengan cara demikian orang cepat lebih mengerti dan memahami materi yang disampaikan.

Sedangkan makna bantahlah mereka dengan cara yang baik yaitu dengan cara berdiskusi dan beradu argumentasi dengan prinsip saling menghargai pendapat dengan cara kritis dan objektif. Dan makna terakhir dari surat An Nahl tersebut bahwa masing-masing tidak boleh merasa dirinya yang paling benar karena kebenaran mutlak milik Allah Swt.

Jika dakwah dengan cara tersebut, maka dapat dipastikan bahwa dakwah-nya jauh dari kekerasan dan intimidasi, tetapi sebaliknya akan lahir cara dakwah yang lebih sejuk, elegan dan simpatik. Dengan cara seperti ini maka orang akan lebih tertarik dengan apa yang kita sampaikan.

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik“. (QS Ali ‘Imran: 110). Wallahua’lam

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *