‘Labbaik Allahumma labbaik, Labbaika la syarikalaka labbaik, Innaal hamda waanni’mata laka waal mulka la syarika laka’. Diantara nikmat yang wajib disyukuri adalah nikmat ibadah yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Karena diantara begitu banyak manusia yang diberikan petunjuk untuk menganut agama Islam yang diyakini kebenarannya tidak semua orang mendapat anugerah kemampuan untuk melaksanakan beribadah kepada-Nya.
Salah satu wujud mensyukuri nikmat ibadah adalah menulis, menceritakan dan mengajak orang lain dengan tujuan untuk memberikan sugesti (anjuran, saran, dorongan atau pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang) untuk melakukannya.
Ini bukan bertujuan untuk pamer (riya) atau popularitas dan sebagainya, sehingga menceritakan kenikmatan yang dirasakan akan membuat orang termotivasi untuk melakukannya, dan pada gilirannya, jika ajakannya dikerjakan, tanpa mengurangi pahala pelaku ibadah tersebut, kedua-duanya mendapat pahala yang sama. Aamiin
Antusias umat Islam untuk merespon sugesti tersebut tidak tanggung-tanggung, dimana dua tanah haram Mekkah dan Madinah dipenuhi manusia untuk melakukan ibadah umrah plusziarah ke makam Rasul SAW.
Tidak seorang manusia di dunia ini yang telah wafat ribuan tahun lalu, yang paling lengkap sejarahnya selain dari Nabi Muhammad SAW, dan lebih mengagumkan lagi semua tingkah laku gerak gerik bahkan anjurannya tetap diikuti sampai dunia ini mengakhiri tugasnya (kiamat).
Bulan November 2017, suhu dingin dimalam hari berkisar 14oC (bahkan lebih) terjadi di Madinah, sedangkan cuaca panas di siang hari mencapai 33oC terjadi di Mekkah, namun ternyata tidak menghalangi mereka dalam melaksanakan ibadah umrah meskipun sedang melakukan ibadah puasa, dan dalam keadaan stamina yang menurun. Jika tidak karena berharap pahala dari Allah SWT, tentu tidak akan dilakukan dengan mati-matian.
Walaupun ibadah umrah, dikatakan ibadah haji kecil, namun sungguh umrah merupakan ibadah yang berat dikerjakan, apalagi bagi jamaah umrah yang datang dari negeri yang terbiasa dengan iklim sedang, seperti Indonesia, tiba-tiba dihadapkan pada kondisi panas yang cukup menyengat, tentu saja hal itu memerlukan kesiapan fisik untuk beradabtasi.
Pengalaman tersebut hanya satu dari beragam pengalaman yang dialami penulis selama menunaikan ibadah umrah. Ada banyak kisah ruhani, emosional namun penuh pelajaran dan motivasi, yang dapat melengkapi bekal dalam melaksanakan ibadah umrah.
Menjadi tamu Allah di Tanah Suci memang diperlukan persiapan yang cukup matang, lahir dan batin. Tak hanya itu, harus pula membekali diri dengan pengalaman orang lain yang pernah menunaikan ibadah umrah atau haji ini, akan semakin memantapkan diri dan menguatkan kita dalam melaksanakan ibadah umrah ataupun haji.
Terimakasih saya tujukan kepada Bapak Wildhan Dewayana selaku Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dan Pak Cecep Muhammad Ismail selaku pimpinan, teman diskusi sekaligus atasan saya yang telah memberikan kesempatan terbaik buat saya, Tim MS dan kawan-kawan IZI seluruh Indonesia. Seluruh peserta umroh PKPU-IZI-CMN + mustahik. Semoga IZI semakin “barokah” buat semuanya
Tak lupa, kepada istri tercinta, Tarwiyah yang juga ikut serta bersama ke tanah suci dan ketiga anak saya yang ceria, cerdas dan penuh motivasi: Faris, Ammar, Alifah. Juga Ibuku tercinta, Ibu Ida Sa’adah yang tak pernah putus, mencintai dan mendoakan anak laki-laki nya ini plus kakak dan adik kandung saya (Ema, Reny, Warih).
Teman-teman semua (Bapak Ibu warga Komplek PKPU). Semoga kebaikan semuanya mendapatkan limpahan pahala dari Allah Azza wa Jalla. Aamiin.
Bekasi, Sabtu 25 November 2017
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com