“Maka ucapkanlah tasbih dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampun kepada-Nya, sesungguhnya Dia amat menerima taubat.” (QS An-Nasr: 3)
Istighfar (memohon ampunan) mudah dilakukan. Ia tidak butuh tenaga ekstra, bahkan waktu khusus. Ia bisa dilakukan dimana saja, di rumah, di pasar, di kantor, dalam perjalanan, juga di masjid. Saat berbaring, duduk dan mengendara motor atau mobil.
Namun, faktanya, kita sering alpa. Padahal, dengan istighfar yang tulus, dosa kita akan diampuni dan juga mengundang selaksa faedah lainnya. Oleh karena itu, mari perbanyak istighfar.
Setiap manusia punya dosa, karena tak seorang pun yang luput dari kesalahan. Besar atau kecil. Sengaja atau tidak disengaja. Sebab, fitrah manusia adalah tempat salah dan lupa.
Kecuali Nabi Muhammad SAW yang dosanya telah diampuni dan dijamin surga. Hal itu tidak lain karena Allah SWT telah memberikan dua potensi dasar kepada manusia: fujur (negatif) dan taqwa (positif).
Hidup adalah ujian yang telah didesain sedemikian rupa, untuk mengetahui siapakah di antara hamba-Nya yang lolos ujian. Namun, bukan alasan bagi kita untuk menumpuk dosa, lalu mengulur taubat dengan alasan karena Allah Maha Penerima tobat.
Jangan berfikir karena mumpung masih hidup, masih muda, masih berlimpah harta, masih banyak waktu, lalu kita asyik memperbanyak dosa dan lupa taubat.
Tidak seorang pun tahu kapan usia kita berakhir. Bisa jadi detik ini, hari ini atau lusa. Bisa bulan depan, tahun depan. Ia tak mengenal usia, waktu, dan tempat.
Jika ajal sudah keluar dari raga kita, maka pintu taubat telah ditutup rapat. Penyesalan pun terlambat, yang ada hanya derita sepanjang masa di akhirat. Naudzubillah.
”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com