Tetaplah bersyukurlah, jika kita diberi ‘opsi atau tawaran’ pensiun dini dari perusahaan. Dari pada dipecat, iya, kan? Tapi, perasaan dan hati memang tidak bisa dibohongi. Dan hal itu wajar saja.
Kaget, syok dan khawatir pasti tetap ada. Kaget karena mendadak diminta mengundurkan diri, walaupun dibungkus dalam bentuk sebuah ‘tawaran’ yang menarik. Walaupun opsi yang ditawarkan itu bisa kita ambil dan juga bisa kita tolak.
Khawatir, karena bingung setelah nanti pensiun dini, dapat penghasilan rutin dari mana. Dan hal itu juga wajar saja. Apalagi, mereka yang ‘ditawari’ pensiun dini ini tidak pernah dan punya keahlian yang lainnya, seperti berjualan offline maupun online, atau usaha yang lainnya.
Dan ketika datang tawaran ‘pensiun dini’ dari perusahaan, pastinya usia sang pekerja sudah bukan usia 20-30 tahun lagi (waktu emas). Paling tidak usianya minimal sudah memasuki 40 tahunan bahkan menjelang 50 (walaupun ada juga 55 tahun).
Dengan usia segitu, tentu saja akan susah melamar pekerjaan di tempat lain. Walau hal ini tidak menjadi faktor pendukung dan bisa tetap bekerja karena keahlian yang dimiliki.
Dan langkah yang paling sering diambil oleh mereka yang pensiun dini adalah dengan membuka usaha, bisnis online dan usaha lainnya untuk mempertebal pundi-pundi masa depan diri dan keluarganya.
Umumnya, sebuah perusahaan atau lembaga akan memberikan waktu 1 bulan setelah pemberitahuan pensiun dini kepada karyawan tersebut. Nah, waktu 1 bulan itulah yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menyusun rencana-rencana kegiatan setelah pensiun dini.
Jika memutuskan untuk buka usaha atau bisnis (wirausaha), maka mulailah dengan memikirkan apa jenis usaha yang mau ditekuni dan lainnya. Biasanya, bisnis atau usaha akan lebih berpotensi jika berhubungan dengan hobi. Walaupun ada juga yang tidak berhubungan sama sekali.
Karena, biasanya berbisnis memerlukan ‘kesukaan’ hati. Pastinya, tidak ada orang yang terpaksa menjalankan hobi, misalnya, kuliner, jualan, fotografi, guide atau lainnya. Kalau terpaksa, yaa bukan hobi namanya.
Yang perlu diperhatikan juga, hitung kembali berapa uang pesangon dan hak lainnya yang akan kita terima saat nanti sudah pensiun (pensiun dini). Tapi, kalau bisa uang ini jangan semuanya dijadikan modal usaha atau bisnis.
Sebagian lebih baik disimpan sebagai dana cadangan, jika usaha yang dijalankan nantinya tidak berjalan mulus. Jika berlebih, bisa juga terjun ke dunia investasi, misalnya onlineshop, dropnshop, dropship, travel, reksadana dan lainnya. Walau hal itu masih perlu pertimbangan kuat.
Yang terpenting, segala hal itu semuanya harus direncanakan sebelumnya. Komunikasikan dengan keluarga, istri terutama (bisa juga dengan anak-anak). Jangan malah terjebak dalam kekalutan, ketakutan, frustasi, bahkan jadi minder, yang akhirnya jadi kebingungan sendiri.
Mau apa setelah resmi tidak bekerja (pensiun atau pensiun dini)?. Pertanyaan itulah yang kini sudah saya jalani di tahun 2018 lalu dan pilihan itu harus diambil. Opsi tawaran “pensiun dini” inilah mungkin tawaran yang paling terbaik.
Semoga sukses selalu. Ada banyak harapan, ikhtiar yang kuat, agar kelak kita bisa tetap ‘tersenyum’ menatap sinar positif dunia, kuatnya dakwah dan kemilaunya cahaya akhirat.
Jika ada ‘tawaran’ Pendi (pensiun dini) yang datang dari perusahaan, tetaplah selalu dipertimbangkan dengan matang. Walaupun ada sebagian dari mereka yang ditawarkan Pendi dari perusahaannya, karena memang usia produktif kita tidak bisa meningkat lagi atau ada hal-hal lainnya, sehingga perusahaan ‘menawarkan’ opsi Pendi. Tetap semangat kawan.
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com