Periksalah kembali persahabatan yang pernah kita rajut. Apakah masih terbentang di sana, atau kita telah melupakannya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan kita dari persahabatan.
Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apa pun sendiri. Memang pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak.
Demikiankah hidup yang ingin kita jalani? Bukan. Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari hidup kita. Binalah persahabatan. Kita akan merasakan betapa kayanya hidup kita.
Orang bijak mengatakan bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat kita yang terdekat adalah keluarga kita. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban kita, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan.
Di sana kita belajar menghindari hal-hal yang tidak kita setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang kita sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.
Berbagi kesedihan pada sahabat, mengurangi kesedihan bahkan tertawa pun tetap bersama sahabat. Berbagi kebahagiaan pada sahabat, akan memperkokoh kebahagiaan.
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com