Sediakanlah beberapa menit dalam sehari untuk melakukan muhasabah (evaluasi diri). Coba lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur untuk melaksanakan tahajud.
Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah (evaluasi diri) dalam keheningan bertabur nikmat syukur. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban atas berbagai masalah yang kita hadapi.
Dalam muhasabah (evaluasi diri) ini, kita tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan hati, maka kita akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran kita yang bening.
Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh airnya. Semakin cepat kita mengaduk semakin kencang pusaran berputar.
Evaluasi diri adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan hingga berhenti. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan kita mampu mendengar luruhnya partikel sabun.
Kini kita mendapatkan air jernih yang tersisa di permukaan. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya ilahi. Demikian halnya dengan pikiran kita yang bening. Ia akan berpadu dengan keimanan yang kuat mengakar.
Selama berhari-hari kita disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah, bahwa pikiran kita memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Kita perlu tidur dalam keadaan terbangun. Evaluasilah diri ini dan dapatkan ketentraman batin.
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com