Oleh: DH Al Yusni
Perjalanan dan kehadiran waktu seiring dengan berjalannya amal. Bahkan keduanya saling lomba berdatangan. Terkadang waktu mampu menyelesaikan sebuah amal. Namun kadang pula amal datang tanpa mampu ditunaikan meski telah berlalu beberapa waktu.
Sering kali amal ini lebih banyak dari waktu yang tersedia, sehingga ia tidak bisa diselesaikan oleh satu waktu atau satu generasi akan tetapi ia diselesaikan oleh waktu yang lain atau generasi berikutnya.
Kedatangan amal yang tak kenal henti sudah menjadi tabiat alam semesta. Selama putaran alam ini tidak pernah berhenti maka selama itu pula putaran amal yang tak kan henti.
Meski demikian bagi seorang aktifis dakwah, putaran waktu yang seiring dengan putaran amal bukanlah sesuatu yang harus dihindari melainkan harus diantisipasi. Agar dapat mengikuti alur perjalanan waktu dan amal.
Tidak dipungkuri lagi bahwa tabiat seorang mukmin sejati adalah berbuat, berbuat dan terus berbuat. Sehingga seluruh waktunya selalu diukur dengan produktivitas amalnya.
Karena itu diam tanpa amal menjadi aib bagi orang beriman. Karenanya tabiat mereka adalah berupaya mencermati peluang-peluang untuk selalu berbuat kebaikan.
Seorang ulama dakwah telah lama mengingatkan murid-muridnya dengan menyatakan “fajri bihadzihil ‘amal, tajri ma’aka (mengalirlah bersama amal-amal ini niscaya ia akan mengalirkan dirimu)”.
:: Rumah Pena MOTIVASI menerima tulisan, artikel membangun jiwa, motivasi. Kirim tulisan sahabat ke email; pangeranpram@gmail.com
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com
.