Kemenangan termanis adalah yang paling sulit. Yang mengharuskan kita menjangkau jauh ke dalam, untuk bertarung dengan semua yang kita miliki, rela meninggalkan segalanya. Kita tidak akan menemukan banyak kegagalan yang didokumentasikan dalam buku-buku sejarah.
Pengecualiannya adalah kegagalan yang menjadi batu loncatan menuju kesuksesan di kemudian hari. Misalnya, Thomas Alva Edison, penemuannya yang paling mengesankan adalah bola lampu, konon ia melakuka kesalahan sebanyak 1.000 kali sebelum ia mengembangkan prototipe yang berhasil.
Lalu ada seorang reporter yang bertanya kepadanya. “Bagaimana rasanya gagal 1.000 kali?” Seorang reporter itu bertanya. “Aku tidak gagal 1.000 kali,” jawab Thomas Edison. Lalu ia meneruskan perkataannya, “Bola lampu adalah penemuan dengan 1.000 langkah, bukan 1000 kegagalan”.
Tidak banyak seperti Thomas Alva Edison, bahkan banyak dari kita menghindari prospek kegagalan. Ketika kita melakukan kesalahan langkah, secara selektif mengedit kesalahan perhitungan atau kesalahan dalam resume hidup kita.
“Kegagalan bukanlah suatu pilihan”, kata Jerry C. Bostick, pengendali penerbangan NASA yang membawa Apollo 13 rusak kembali ke Bumi. Bagi banyak orang di masyarakat kita yang digerakkan oleh kesuksesan, kegagalan tidak hanya dianggap sebagai pilihan, tetapi itu dianggap sebagai kekurangan.
Cecep Y Pramana | Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cepy Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: pangeranpram@gmail.com
.