Cecep Y Pramana
Kita perlu memikirkan saat kematian meski gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan kapan waktunya. Hanya Allah Yang Maha Kuasa yang punya Kuasa penuh atas hidup kita ini.
Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini. Sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat menguras emosi penuh sensasional. Kita dapat membayangkan sebuah ‘flash back’ atau memutar ulang dalam kehidupan kita. Sejak masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri.
Jika kita membayangkan ‘ajal’ sudah dekat, maka akan memotivasi kita untuk berbuat lebih banyak lagi kebaikan dan kebaikan selama hidup kita. Tetapi hal itu tidak mungkin, karena memang kita tidak mengetahui kedatangannya. Jika kita tahu akan kedatangannya, maka kita semua akan bersiap-siap yang terbaik.
Pilih teman yang mengajak pada kebaikan dan tinggalkan yang tidak perlu, jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong kita mencapai tujuan. Karena siapapun teman kita, seharusnya ia mampu membawa kita pada perubahan yang lebih baik.
Berteman dan bergaul dengan orang-orang yang selalu “optimis” akan membuat kita berpikir optimis pula, sekaligus membawa perubahan di dalamnya. Bersama mereka, hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.
Dan saat kita dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, maka jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Datangi dan nikmati rasa takut kita itu dengan mencoba mengatasinya.
Saat kita berhasil mengatasi rasa takut, maka saat itu juga kita telah berhasil meningkatkan motivasi dan keyakinan diri bahwa kita mampu mencapai hidup yang lebih baik.
.
.
Twitter/IG/LINE: @CepPangeran | LinkedIn: Cecep Y Pramana | Google+: CecepYPramana | Email: cepypram@yahoo.com
orang yang beriman dan pintar adalah orang yang selalu mengingat kematian, dengan demikian Ia akan selalu memperhatikan apa yang keluar dari lisannya dan apa yang akan dilakukannya.
setuju, untuk saling mengingatkan