Cecep Y Pramana
Saya suka sekali bepergian atau rihlah. Tidak masalah apakah itu untuk “kerja”, atau sebuah “kesenangan”. Saya hanya menyukai bepergian ke tempat yang berbeda untuk sementara waktu. Ini membuka pikiran saya dengan cara yang tidak bisa dilakukan orang lain.
Berabad-abad yang lalu, bepergian adalah tugas yang cukup eksotis. Wisatawan terekspos budaya yang sama sekali berbeda, dan benar-benar terpisah dari rumah mereka. Itu tidak terjadi hari ini.
Dengan kemajuan teknologi komunikasi yang luar biasa, kita dapat bepergian tanpa harus kehilangan kontak dengan mereka yang ada di rumah. Namun, perjalanan adalah pengalaman yang sangat membuka pikiran.
Jika kita tinggal di tempat yang sama sepanjang waktu, mudah untuk mendapatkan kebiasaan. Kita mengendarai rute yang sama untuk bekerja setiap hari. Kita berhenti di toko yang sama untuk minum kopi.
Kita membaca koran yang sama, melihat cuaca yang sama di TV. Kita tidur di ranjang yang sama setiap malam dan tahu persis bagaimana menuju ke kamar mandi dalam gelap.
Bepergian cenderung mengguncang segalanya. Kita harus mencari toko serba ada. Cuacanya sedikit berbeda, dan kita terpapar dengan penulis baru di surat kabar. Ketika hal-hal “kecil” yang kita anggap sudah tidak ada lagi di sana, namun secara halus mendorong kita untuk memeriksa semua asumsi kita.
Itu adalah latihan yang sehat. Perubahan pandangan dapat membersihkan sarang laba-laba dalam pikiran kita, sekalihus dapat membantu kita melihat berbagai hal dalam cahaya yang berbeda.
Dan jika kita benar-benar menginginkan, maka kita dapat “bepergian” tanpa harus meninggalkan rumah. Coba mengemudi ke kantor menggunakan rute yang berbeda. Atau coba saja menjadi turis di kota kita sendiri – mungkin ada banyak “tempat wisata” di daerah kita sendiri yang belum pernah dikunjungi.
Pergi ke mereka (tempat yang ingin dikunjungi) akan membantu kita melihat kota kita seperti yang akan dilakukan pengunjung, dan itu sendiri dapat memberi kita perubahan perspektif yang sehat.
Jika kita ingin pikiran kita tetap terbuka, maka jangan pernah melewatkan kesempatan untuk bepergian (rihlah), dan selalu mencari cara untuk menghindari kebiasaan buruk.