Cecep Y Pramana
Islam menempatkan perempuan dalam posisi yang terhormat dan mulia. Abdullah bin Amr ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”. (HR Muslim)
Dalam Islam, seorang perempuan adalah dimensi terkecil yang memiliki peran vital dalam bangunan dan fondasi sebuah peradaban. Di satu sisi Islam telah menempatkan perempuan pada posisinya yang mulia dan terhormat, namun di sisi lain kaum hawa diberi tugas besar untuk berperan membangun bangsa.
Dapat dipahami juga bahwa perempuan adalah benteng terakhir pertahanan sebuah peradaban. Jika benteng pertahanan tersebut roboh, maka robohlah sebuah peradaban.
Sungguh betapa Islam memberi sugesti besar bagi orang tua yang memiliki anak perempuan, agar mereka sungguh-sungguh menjaga dan mendidik anak perempuannya secara baik.
Islam juga menilai bahwa kesetaraan gender dalam perspektif Islam justru menjadikan perempuan menemukan jatidirinya sebagai wanita dengan berbagai tanggung jawab besar yang melekat pada dirinya.
Secara ringkas, kesetaraan gender versi Islam adalah adanya pembagian tugas yang sesuai dengan kodratnya sebagai perempuan, berdasarkan konsepsi yang dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dalam hal ini menjalankan tugas sebagai benteng ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga adalah sebuah keniscayaan yang akan menjadi “nutrisi” besar dalam memperkuat ketahanan bangsa ini. Dan yang menjadi benteng generasi adalah institusi rumah tangga.
Karena itu, penting bagi kita memperkuat basis rumah tangga dengan cara menghidupkan nilai-nilai Islami dalam keluarga. Juga saling bekerja sama antar suami-istri dalam mendidik anak-anak. Dan ini adalah modal penting untuk mewujudkan ketahanan keluarga.
Rumah tangga yang penuh konflik tentu akan sulit dekat dengan Allah SWT. Maka keluarga yang memiliki daya tahan, sekali lagi, harus dimulai dari sejak awal proses, atau bahkan sebelum proses pernikahan.
“Perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula.” (QS An Nur: 26).
Ketahanan keluarga juga dapat dibangun dengan komunikasi yang baik antara suami dan istri, saling menghormati dan saling memahami, serta saling berperan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Insya Allah, kedepan akan lahirnya generasi yang cemerlang dari bangsa ini menjadi kenyataan. Aamiin.
.