RUMAH PENA MOTIVASI

Ada Tawaran Pensiun Dini, Terima atau Tidak

Cecep Y Pramana

Bersyukurlah, jika kita diberi opsi atau tawaran pensiun dini dari perusahaan. Daripada dipecat, iya, kan? Tapi perasaan dan hati memang tidak bisa dibohongi. Hal itu wajar saja.

Kaget dan khawatir pasti tetap ada. Kaget karena mendadak diminta mengundurkan diri, walaupun dibungkus dalam bentuk sebuah ‘tawaran’ menarik. Walaupun opsi itu bisa kita ambil dan bisa juga kita tolak.

Khawatir, karena bingung setelah pensiun dapat penghasilan rutin dari mana. Hal itu wajar saja.

Ketika datang tawaran ‘pensiun dini’ dari perusahaan atau lembaga, pastinya usia sang pekerja sudah bukan usia 20-30 tahun lagi (waktu emas). Paling tidak usianya minimal sudah memasuki 40 tahunan bahkan menjelang 50 (walaupun ada juga 55  tahun).

Dengan usia segitu, tentu saja akan susah melamar pekerjaan di tempat lain. Walau hal ini tidak menjadi faktor pendukung dan bisa tetap bekerja karena keahlian yang dimiliki.

Dan langkah yang paling sering diambil oleh mereka yang pensiun dini adalah membuka usaha, bisnis dan lainnya untuk mempertebal pundi-pundinya.

Umumnya, sebuah perusahaan atau lembaga akan memberikan waktu 1 bulan setelah pemberitahuan pensiun dini kepada karyawan tersebut. Nah, waktu 1 bulan itulah yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menyusun rencana-rencana kegiatan setelah pensiun dini.

Jika memutuskan untuk buka usaha atau bisnis (wirausaha), maka mulailah dengan memikirkan apa jenis usaha yang mau ditekuni dan lainnya. Biasanya, bisnis atau usaha akan lebih berpotensi jika berhubungan dengan hobi. Walaupun ada juga yang tidak berhubungan sama sekali.

Karena, biasanya berbisnis memerlukan ‘kesukaan’ hati. Pastinya, tidak ada orang yang terpaksa menjalankan hobi, misalnya, kuliner, jualan, fotografi, guide atau lainnya. Kalau terpaksa, yaa bukan hobi namanya.

Yang perlu diperhatikan juga, hitung kembali berapa uang pesangon dan hak lainnya yang akan kita terima saat nanti sudah pensiun (pensiun dini). Tapi, kalau bisa uang ini jangan semuanya dijadikan modal usaha atau bisnis.

Sebagian lebih baik disimpan sebagai dana cadangan, jika usaha yang dijalankan nantinya tidak berjalan mulus. Jika berlebih, bisa juga terjun ke dunia investasi. Walau hal itu masih perlu pertimbangan kuat.

Yang terpenting, segala hal itu semuanya harus direncanakan sebelumnya. Komunikasikan dengan keluarga, istri terutama (bisa juga dengan anak-anak). Jangan malah terjebak dalam kekalutan, ketakutan, frustasi, bahkan jadi minder, yang akhirnya jadi kebingungan sendiri.

Semoga sukses selalu. Ada banyak harapan, ikhtiar yang kuat, agar kelak kita bisa tetap tersenyum menatap sinar positif dunia, kuatnya dakwah dan kemilaunya cahaya akhirat.

.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *