Hukum kematian manusia masih terus terjadi, karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi. Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita dan esok hari tiba-tiba sudah menjadi bagian dari suatu berita.
Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan. Maka manusia diantara keduanya, dalam alam impian dan khayalan. Selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur-umurmu, akan berlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan ditanyakan.
Khairil Anwar seorang penyair Pujangga Baru yang ingin hidup seribu tahun lagi, akhirnya mati juga bahkan dalam usia muda. Dan nun jauh disana di Palestina, orang-orang Yahudi yang datang dari penjuru dunia dan berkumpul untuk mendapatkan kehidupan dunia.
Bahkan Al-Qur’an mengabadikannya sebagai kelompok yang sangat rakus dan ingin hidup seribu tahun lebih. Akhirnya harus hidup gelisah, takut dan mencekam serta banyak yang mati dalam menghadapi para mujahidin Palestina.
Khalid bin Walid yang berkali-kali mengikuti perang bersama Rasul SAW dan sahabat dan dalam tubuhnya ada 70 lebih bekas tusukan pedang, ternyata meninggal dalam pembaringan.
Begitulah ajal, punya cara tersendiri dalam mendatangi manusia. Suatu realitas yang akan menjemput setiap insan tanpa kecuali. Mereka yang sholih dan tholih (durhaka), mu’min dan kafir.
Kematian menghancurkan setiap kelezatan dunia dan menghentikan langkah manusia di dunia. Tetapi banyak manusia yang lalai dan abai dari kematian.
Padahal melalaikan kematian tidak berguna sama sekali untuk menolak kematian. Kematian pasti akan datang menjemput manusia, baik yang melalaikannya ataupun menyadarinya. Karena kematian adalah realitas (hak).
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS Ali Imraan 85).
Kematian akan mendatangi manusia baik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok atau serentak. Musibah Covid-19, Tsunami, gempa bumi, longsor, badai, gunung meletus, kecelakaan pesawat terbang, kereta api dan kendaraan lainnya telah merenggut ratusan ribu nyawa secara serentak.
Bahkan kematian yang disebabkan karena musibah lebih banyak dari yang disebabkan oleh perang. Malaikat maut tidak pernah merasa lelah mengerjakan tugas ini dari Allah SWT.
Dan tidak akan menunda-nunda waktu barang satu menitpun. Pada gilirannya malaikat maut akan menyapa dan mendatangi kita, dimana saja kita berada.
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (QS An-Nisa 78). Abu Darda ra. berkata: “Apabila anda mengingat orang-orang yang sudah mati, maka anggaplah dirimu salah seorang di antara mereka”.
Kematian merupakan rahasia Allah, tetapi Allah SWT memberikan tanda-tandanya pada manusia, agar mereka sadar dan mempersiapkannya. Gigi rontok, rambut beruban, anggota badan sakit dan fisik melemah. Tanda-tanda lain berupa isyarat-isyarat yang Allah berikan berupa mimpi dan lainnya.
Tanda-tanda ini sejatinya harus menjadi pelajaran dan nasehat bagi kita. Ibrahim An-Nakho’i berkata: “Jika kami datang ke rumah orang yang meninggal dunia atau mendengar ada orang yang meninggal dunia, hal itu membekas pada kami hingga berhari-hari, karena kami tahu akan ada sesuatu (ajal itu akan membawanya ke surga atau neraka)”.
Ditulis: KH Iman Santoso, Lc., M.EI untuk “Rumah Pena MOTIVASI“
.