RUMAH PENA MOTIVASI

Pendidikan Seks dalam Islam (Tarbiyah Jinsiyah)

Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam memberikan panduan dalam setiap perilaku dan perbuatan, ada yang bersifat petunjuk (preventif), kuratif ataupun yang bersifat rehabilitatif.

Islam memandang persoalan perilaku manusia adalah integralistik, bukan saja merupakan tanggung jawab suatu disiplin ilmu tertentu atau dalil tertentu, melainkan suatu proses rekayasa sosial yang lebih luas.

Pendidikan seks dalam Islam atau yang dikenal dengan ‘Tarbiyah Jinsiyah’ menurut konsep Islam adalah upaya mendidik nafsu syahwat agar sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga ia menjadi nafsu yang dirahmati Allah SWT, dengan tujuan terbentuknya sakinah, mawaddah wa rahmah dalam sebuah rumah tangga yang mampu mendidik keturunannya untuk mentaati perintah Allah SWT, sehingga manusia terbebas dari perbuatan zina.

Tarbiyah Jinsiyah menurut Islam merupakan bagian dari pendidikan akhlak, yang didasari dengan keimanan. Dengan iman yang mantap, seseorang akan rela melakukan segala perintah Allah SWT dan RasulNya serta menghentikan segala larangannya.

Pendidikan Seks dalam Islam dan Sex Education versi Barat

  1. Pendidikan seks pola Islam mengacu kepada pendidikan akhlak dan adab yang berlandaskan kepada keimanan dan syariat (aturan) yang berasal dari Allah SWT.
  2. Sex Education versi Barat hanya mengajarkan “seksualitas yang sehat” meliputi: seks secara anatomis, fisiologis dan psikologis saja. Misal, cara mencegah kehamilan, tidak aborsi dan sebagainya.

Tarbiyah jinsiyah dimulai dari pendidikan dalam keluarga, sebelum keluarga itu menyerahkannya kepada para pendidik (sekolah umum) dan lingkungan. Dari orang tualah anak kita akan memahami dan memiliki wawasan apa yang disebut dengan syahwat.

Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik“. (QS Ali Imran: 14)

Ada 15 konsep Tarbiyah Jinsiyah yang harus diajarkan kepada anak kita.

Pertama, memperkenalkan konsep aurat. Kedua, memisahkan tempat tidur anak dan menjelaskan adab-adab kesopanan di rumah dan diluar rumah. Ketiga, mendidik adab-adab isti’zan dalam rumah tangga (QS An Nur: 58)

Keempat, menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan feminim pada anak perempuan. Kelima, memperkenalkan konsep mahrom sekaligus adab pergaulan diantara mahrom dan non mahrom. Keenam, mendidik agar selalu menjaga pandangan mata (ghodul bashar).

Ketujuh, mengenalkan sanksi-sanksi perzinahan dalam Islam. Kedelapan, mendidik agar tidak melakukan ikhtilath (campur baur/pergaulan bebas) di antara laki-laki dan perempuan. Kesembilan, mendidik agar tidak melakukan khalwat (berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom).

Kesepuluh, mendidik etika berhias sehingga kaum muslimah tidak bertabarruj (QS An Nur: 60). Kesebelas, mendidik konsep Thoharoh seperti menjaga kebersihan mulut, alat kelamin, cara wudhu, mandi dan lainnya. Keduabelas, menjelaskan makna khitan, ihtilam dan haid secara bijaksana.

Ketigabelas, menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi yang berhubungan dengan proses kejadian manusia, mulai dari nuthfah, alaqah, mudhghah (Morulla, Blastrulla, Gastrulla. Lihat QS Al Hajj: 5, tentang proses kejadian manusia), sampai terlahirnya seorang bayi dengan maksud mendekatkan diri pada Allah SWT.

Keempatbelas, mengajarkan puasa sunnah, dengan puasa itu akan mempersempit jalannya syaitan, dan lebih bisa dalam menahan gejolak nafsu syahwat. Kelimabelas, etika kehidupan bersuami istri secara Islam baru boleh di ajarkan kepada mereka yang benar-benar akan menikah. Wallahua’lam bisshawab

Ditulis ulang dari Kajian Fiqih, bersama Hj Herlini Amran, MA | Youtube: Herlini Amran Official

.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *