“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui”. (QS An-Nisaa 69-70).
Surga adalah tempat reuni dan pertemuan akbar orang-orang beriman dari semua generasi. Sungguh suatu kenikmatan tersendiri bertemu para nabi dan rasul as dari semenjak nabi Adam as sampai nabi Muhammad SAW.
Bertemu orang-orang beriman yang jujur pengikut para nabi, seperti pengikut nabi Nuh as yang ikut dalam perahu, pengikut nabi Ibrahim as yang setia, pengikut nabi Musa as yang diselamatkan dari kejaran Firaun dan istiqomah dalam keimanaannya pada nabi Musa as, pengikut nabi Isa as yang tidak menyekutukan Allah Ta’ala dengan bunda Maryam atau nabi Isa as dan bertemu dengan sahabat nabi Muhammad SAW.
Bertemu dengan pejuang yang syahid gugur membela Allah Ta’ala seperti para syuhada yang gugur di parit api dalam kisah Ashabul Ukhdud, para syuhada di setiap zaman dan terakhir bertemu dengan semua orang-orang shalih, seperti disebutkan ayat di atas. Merekalah sebaik-baiknya teman, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin.
Terkait sebab turunnya ayat di atas, salah seorang sahabat Anshar datang pada Rasulullah saw dalam keadaan sedih. Rasulullah SAW bertanya, “Wahai fulan kenapa kamu, saya melihatmu sedih ?” Berkata, “ Wahai nabi Allah, saya sedang memikirkan sesuatu”. Rasul SAW bertanya, “Apa itu?” Berkata sahabat Anshar, “Wahai Rasul saw kami pagi dan sore bersamamu dan melihat wajahmu, dan duduk bersamamu, sementara besok (di akhirat) engkau diangkat bersama para nabi dan kami tidak bisa sampai padamu“.
Rasulullah SAW diam dan tidak membalasnya, sampai malaikat Jibril mendatangi Beliau SAW dengan ayat ini (QS An Nisaa: 69-70), maka Rasul SAW memberikan kabar gembira dengan ayat ini.
Disebutkan juga, Rasulullah SAW bersabda, “Penduduk surga yang posisinya tinggi turun kepada yang posisinya dibawahnya, mereka berkumpul di tamannya, menyebutkan kenikmatan dari Allah yang mereka rasakan dan memuji-Nya. Dan penghuni surga yang derajatnya tinggi turun untuk mereka yang dibawahnya sesuai yang mereka inginkan dan undang sedang mereka di taman bersenang-senang”. (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari Abu Said, dari Nabi SAW bersabda, “Pedagang yang jujur dan terpercaya bersama para nabi, orang-orang yang jujur dan syuhada”. (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi dan At-Tabrani)
Hadits ini menguatkan akan terjadinya pertemuan orang-orang yang shalih lintas generasi, walaupun tidak satu derajat. Berkata Ar-Razi dalam Tafsirnya, “Orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya bersama para nabi, shidiqiin, bukan dimaksud bahwa mereka dalam satu derajat, karena ini berarti ada kesamaan derajat bagi yang afdhal dan yang di bawahnya, dan ini tidak boleh, tetapi yang dimaksud adalah bahwa mereka berada di surga, dimana satu sama lain bisa saling melihat, walaupun tempatnya berbeda jauh, karena hijab jika di lepas maka dapat menyaksikan satu sama lain, dan jika mereka ingin berziarah dan bertemu, maka mereka bisa melakukan, inilah yang dimaksud ma’iyyah atau kebersamaan“.
Para penghuni surga akan saling mengunjungi teman-teman mereka di surga, bahkan teman mereka yang di neraka. Berkata pulalah ia: “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?” Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata (pula): “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka)” (QS As-Shaffat 54-57).
Semoga kita diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga bersama keluarga dan sahabat yang tercinta. Amiin
Ditulis: KH Iman Santoso, Lc., M.EI untuk “Rumah Pena MOTIVASI“
.