Cecep Asmadiredja
Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar..Allaahu Akbar. Laailahailallah Wallahu Akbar.. Allaahu Akbar Walillahilhamdu…
Ucapan takbir, tahlil, tahmid dan tasbih hanyalah milih Allah SWT, satu diantara dua hari raya umat Islam yakni Iedul fitri 1443 H. Beribu bahkan jutaan nikmat yang harus kita syukuri pada hari ini. Nikmat keamanan dan kenyamanan, dan nikmat ditetapkannya Iman dan Islam di dalam hati kita.
Berapa banyak dari saudara kita yang tidak bisa berkumpul pada hari ini karena Allah SWT telah mencabut kenikmatannya. Ada yang
sudah meninggalkan kita lebih dahulu, ada yang sedang terbaring sakit, ada juga yang tidak bisa berkumpul karena masalah keamanan, dan
ada juga saudara kita yang Allah SWT cabut hidayah keimanan dan keislaman dari hatinya.
Hari ini, umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, merayakan hari kemenangan, Idul Fitri, setelah sebulan mencoba menahan diri dari lapar, dahaga dan kegiatan lain yang dilarang dilakukan selama bulan puasa. Walaupun shalat berjamaah, shalat tarawih, kajian keislaman lewat teknologi, bahkan kegiatan i’tikaf dilakukan dengan penuh kenikmatan.
Pada hari ini gema Takbir, Tauhid dan Tahmid kita ucapkan dengan penuh rasa ikhlas dan penuh ridho kepada Allah SWT. Walaupun dalam kondisi yang serba prihatin, tetapi marilah kita rayakan hari raya Idul Fitri ini dengan penuh rasa ikhlas, syukur dan penuh ridho pada Allah SWT.
Bahwa kita tetap masih diijinkan Allah SWT untuk mengalami dan menjalani puasa pada tahun ini dengan kondisi berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Tetapi. inilah nikmat umur yang Allah SWT karuniakan pada kita.
Idul Fitri merupakan hari bahagia dan syukur bagi umat Islam. Dua nikmat yang Allah SWT berikan pada bulan Ramadhan, yang terasa secara lahiriah.
Pertama, nikmat saat berbuka puasa. Kita merasakan betapa nikmatnya saat berbuka walaupun hanya dengan seteguk air, sebiji kurma atau dengan sepotong roti.
Nikmat, karena kita telah melalui ibadah puasa dengan tuntas. Perasaan tersebut akan lebih terasa bila kita banyak melakukan kebaikan, ibadah sunah apalagi wajib dan tidak berbuat dosa.
Kedua, hari raya idul fitri ini. Hari ini seluruh umat Islam dunia merayakan kemenangan dalam memerangi hawa nafsu, dialah sebetulnya musuh kita yang paling besar. Itulah nikmatnya.
Kita dapat melihat kegembiraan terpancar dari wajah setiap muslim beriman. Saling berkunjung silaturrahim, berucap salam dan saling bermaaf-maafan, saling mendekatkan diri karena Allah SWT, untuk seterusnya kesalahan, kekhilafan kita, masing-masing kita maafkan.
Allah SWT menjanjikan bagi mereka yang berpuasa karena ikhlas dan iman, maka ampunanlah atas segala dosa dan kesalahan yang telah lalu dan hakikatnya kita telah kembali pada kondisi fitrah. Seperti layaknya bayi yang baru lahir.
Semoga kita dapat jalani hari-hari, bulan dan tahun yang akan datang dengan lebih baik, lebih sedikit berbuat dosa dan kesalahan sehingga, pada bulan Ramadhan tahun depan, jika tentunya usia kita disampaikan Allah SWT.
Jika di bulan puasa kita mampu membaca/tadarus Al-Qur’an beberapa ayat atau satu juz, bahkan lebih dari itu, maka alangkah baiknya kebiasaan itu tetap kita jalankan di hari-hari mendatang. Jika di bulan puasa kita bisa menahan amarah, perasaan kesal atau hasrat-hasrat negatif, maka seharusnya kita juga bisa melakukannya pada hari-hari dan bulan-bulan lainnya.
Ibarat orang yang baru keluar dari kamp pelatihan, setelah sebulan mengalami latihan dan gemblengan, maka inilah saatnya kita menghadapi dunia nyata kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan. Harapannya, semoga Allah SWT meridhai setiap langkah yang kita tempuh.
Jika kita merasa bulan Ramadhan banyak kehilangan meraih berbagai pahala begitu saja, tanpa makna, tanpa kita merasa telah melakukan hal yang baik, tanpa menambah kualias keimanan kita, bukan berarti tak ada harapan sama sekali untuk bersegera memohon ampunan kepada Allah SWT.
Karena itu teruslah berbuat kebaikan, mendekatkan diri pada Allah SWT dan bersegera pada ampunanNya, lebih memperbanyak pahala dan amal ibadah dan pada akhir hayat kita, kita menjadi orang yang husnul khatimah, orang yang meninggal dengan akhir kebaikan.
Banyak keutamaan dalam Idul Fitri, hari kemenangan bagi mereka yang menundukkan hawa nafsu, baik nafsu makan, minum, nafsu syahwat dan berbagai nafsu lainnya.
Idul Fitri hari bermaafan, mempererat tali silaturrahim sesama keluarga dan masyarakat dengan semangat baru, hidup baru sebagai orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayahNya pada kita semua. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
.