Pramana Asmadiredja
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memberikan perbandingan antara kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat agar manusia mau berusaha mendapatkan kehidupan akhirat yang jauh lebih baik dan bersifat kekal daripada kenikmatan duniawi yang ada di depan mata. Meski kehidupan akhirat itu belum pernah terlihat oleh mata kita dan baru terealisasi kemudian.
Mari kita selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita semua. Nikmat iman, sehat, juga luangnya waktu sehingga jangan sampai kita menjadi orang yang kufur terhadap nikmat Allah SWT.
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim: 7)
Suatu hari, Umar bin Khaththab ra bertanya kepada sahabat Ubay bin Ka’ab ra tentang takwa. Sahabat Ubay bin Ka’ab menjawab: “Pernahkan anda berjalan disuatu tempat yang banyak durinya?” kemudian Umar ra menjawab: “Tentu” maka berkatalah Ubay ra: “Apakah yang anda lakukan?” berkatalah Umar ra: “Saya sangat waspada dan hati-hati agar selamat dari duri itu”. Lalu Ubay ra berkata: “Demikianlah takwa itu”.
Umat muslim diperintahkan Allah SWT dalam kitab-Nya yakni agar senantiasa waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian kita, dan juga dalam ucapan-ucapan kita. Oleh karena itu, janganlah kita berbuat dan berucap kecuali berdasarkan Ilmu.
Setiap muslim wajib mempunyai bekal dalam kehidupan ini, agar saat nanti menuju pertemuan kita dengan Allah SWT, karena kita tidak tahu kapan ajal itu datang menghampiri.
“Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat”. (QS Al-Baqarah: 197)
Manusia menjalani kehidupannya dari alam kandungan, lalu berlanjut alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahapan tersebut harus dijalani sampai akhir, alam akhirat tempat kita memperhitungkan amalanan yang telah dilakukan di dunia.
Saat kita mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan dan hadits-hadits Nabi SAW yang memberitakan tentang keadaan hari akhirat diperdengarkan, maka hendaklah hati kita ini menjadi takut, menagislah mata dan dekatlah hati kita kepada Allah SWT.
Namun, bagi mereka yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT tatkala disebut kata Neraka, Adzab dan lainnya seakan terasa ringan diucapkan oleh lisan mereka tanpa makna sama sekali. Na’udzubillahi min dzalik.
“Dan adapun orang-orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka Dia berkata: “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku. Wahai kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak memberi manfaat kepadaku. Kekuasaanku telah hilang dariku”. (QS Al Haqqah: 25-29)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu tatkala diberi catatan amalnya di pengadilan Allah SWT dari arah tangan kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal. Dia mengatakan dengan penuh penyesalan: “Andaikan saya tidak usah diberi catatan amalan ini dan tidak usah tahu apakah hisab terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi saya) dan andai kata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.
Ayat selanjutnya: (Allah berfirman), “Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya”. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta”. (QS Al Haaqah: 30-32)
Orang-orang yang beriman, saat hati yang paling dalam mengetahui makna ayat yang terkandung, menjadi bergetar hatinya, menetes air mata, terisak tangis dan keluarlah keringat dingin dari tubuhnya. Seakan saat itu sedang merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Tumbuh rasa takut yang sangat mendalam kepada Allah SWT agar tidak menjadi orang-orang yang celaka seperti ayat diatas.
Umat muslim yang mengerti dengan sesungguhnya pasti akan berfikir dengan baik bahwa semua manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu untuk mempertanggungjawabkan diri mereka masing-masing.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari (ketika) penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (yaitu) pada hari (ketika) mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari ke luar (dari kubur)”. (QS Qaf: 41-42)
Semua manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan. “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi (mengembalikannya)”. (QS Al Anbiya: 104)
Manusia akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan dalam keadaan demikian. Bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan.
Saat Nabi Muhammad SAW menceritakan hal tersebut kepada ‘Aisyah ra maka berkatalah ia: “Wahai Rasulullah, antara laki-laki dan perempuan sebagian mereka melihat sebagian yang lain?”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Perkara pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka melihat kepada sebagian yang lainnya”. (HR Bukhari dan Muslim)
Pada hari itu, laki-laki tidak akan tertarik kepada wanita, dan demikian sebaliknya. Sampai seseorang itu lari dari bapak, ibu dan anak-anak mereka karena takut terhadap keputusan Allah SWT pada hari itu.
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS Abasa : 34-37)
Demikianlah peristiwa yang sangat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti. Pada hari akhir nanti matahari akan didekatkan diatas kepala sehingga bercucuran keringat mereka. Sebagian mereka akan tenggelam oleh keringat-keringat mereka sendiri, tapi hal itu tergantung dari apa yang telah mereka perbuat di dunia.
dari Al Miqdad bin Al Aswad ra berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda: “Matahari akan didekatkan pada hari kiamat kepada para makhluk sampai-sampai jarak matahari diatas kepala mereka hanya satu mil, maka manusia mengeluarkan keringat tergantung amalan-amalan mereka. Diantara mereka ada yang mengeluarkan keringat sampai mata kakinya dan ada yang sampai lututnya, ada juga yang sampai pinggangnya dan ada yang ditenggelamkan oleh keringat mereka”. Dan Rasulullah saw member Isyarat dengan tangannya ke mulutnya. (HR Imam Muslim, nomor 2864)
Inilah sebagian peristiwa di hari Akhir, dan sesungguhnya masih banyak lagi peristiwa yang akan kita alami yang akan menggetarkan hati bagi orang-orang Mukmin dan menjadikan mereka semakin takut kepada Allah SWT. Semoga hal ini menjadikan kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT