Visi adalah esensi dari sebuah ide besar seorang muslim. Seperti mimpi, visi terkesan hanya angan-angan. Yang membedakannya adalah pada tataran misi, strategi dan agenda aksi yang jelas, terencana dan terukur.
Visi tanpa aksi adalah angan-angan dan mimpi, sementara aksi tanpa visi akan membuat pekerjaan menjadi sekedar rutinitas dan kurang berarti.
Visi muslim adalah bagaimana ia melihat dirinya di masa depan. Menjadi seorang apa dan memposisikan diri di mana, seorang da’i, pemikir, pengusaha, atau pemimpin yang sukses. Selanjutnya ia merencanakan agenda strategi dan aksinya yang menunjang ke arah visi tersebut.
Lihat Rasulullah SAW saat pertama memperkenalkan dakwahnya, beliau telah memiliki ide dengan visi besar yaitu menguasai, memimpin dan membuat dunia selalu beruntung.
Tiada kata rugi bagi kehidupan didalamnya dalam kondisi apa pun. Kalimat yang Rasulullah SAW tawarkan adalah, “Katakan oleh kalian Laa ilaaha illallaah, niscaya dunia akan beruntung”.
Al-Qur’an adalah pedoman umat muslim dalam merencanakan (planning) hidup ini. Seperti dalam Al-Qur’an surah Al-Fatihah ayat 4 yang berbunyi: “Maaliki yaumiddiin” (Raja di hari pembalasan).
Ayat ini sangat menginspirasikan salah satu tingkat kecerdasan seorang muslim, dengan visi dan rencana hidupnya ke depan, bahkan sampai kelak di akhirat.
Twitter: @CepPangeran | IG/Tiktok: cecep.asmadiredja | LinkedIn: cecep asmadiredja