Perang Bani Nadhir perang melawan yahudi dari kabilah Bani Nadhir yang melakukan pengkhianatan terhadap perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW dan telah melakukan upaya pembunuhan terencana secara rahasia terhadap Nabi SAW.
Namun, Allah SWT menggagalkan usaha tersebut dan mengganjar mereka dengan kekalahan perang tanpa ada pertempuran sama sekali. Mereka hanya dikepung selama beberapa hari dan kemudian menyerah. Dalam perang ini terdapat banyak pelajaran penting yang bisa dipetik.
Pelajaran penting dalam perang ini yang kemudian Allah SWT menurunkan satu surat penuh tentang perang ini, yaitu surat Al-Hasyr. Pelajaran penting apa saja yang dapat diambil hikmahnya dalam perang Bani Nadhir.
Bani Nadhir adalah Kabilah Yahudi yang tinggal di sebelah utara Jazirah Arab hingga abad ke 7 Masehi di Madinah Munawwarah (Yatsrib). Setelah perencanaan mereka bersama Quraisy untuk memerangi Madinah dalam perang perang Khandaq, Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan untuk mengusir mereka dari Madinah Munawwarah. Setelah itu mereka bekerjasama dengan Quraisy dalam perang Khaibar.
Para ahli sejarah yang telah melakukan proses penelitian mendalam, salah satunya adalah Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi yang berpandangan serta berkata bahwa perang Bani Nadhir terjadi setelah perang Uhud di bulan Rabiul Awal tahun 4 Hijriyah.
Ibnul Qayyim membantah orang yang menyataan bahwa perang Bani Nadhir itu terjadi 6 bulan setelah perang Badar. Dia berkata, “Muhammad bin Syihab Az-Zuhri mengklaim bahwa perang Bani Nadhir terjadi 6 bulan setelah Badar. Ini merupakan sangkaan yang lemah atau kekeliruan yang dia lakukan”.
Namun yang pasti adalah perang Bani Nadhir itu setelah Uhud. Sedangkan enam bulan setelah Badar adalah perang Bani Qainuqa’. Ada pun Quraizhah adalah setelah perang Khandaq dan Khaibar adalah setelah Hudaibyah. Ibnul ‘Arabi berkata, “Yang benar perang Bani Nadhir itu setelah Uhud”. Dan Ibnu Katsir berpendapat seperti ini juga.