Cecep Y Pramana
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”. (QS Al Isra: 37)
Apalah artinya kesombongan bila segala kehebatan berupa kegagahan dan kecerdasan kita masih tergantung kepada sesuap nasi dan seteguk air, sehingga jika kita telat makan dan minum sebentar saja, semuanya mulai meredup. Mungkinkah dengan kesombongan kita mampu menembus bumi dan mengalahkan ketinggian gunung.
Jika saja rasa lapar dan haus yang dirasakan sekarang ini berkepanjangan, sebagaimana yang dirasakan banyak orang, akankah kegagahan, kecerdasan masih melekat pada diri kita.
Subhanallah, Allahu Akbar. Ternyata semua yang kita miliki itu tidak lagi berguna, di saat kita terhalang dari seteguk air dan sesuap nasi. Maka, betapa hinanya kehidupan dunia yang kita perjuangkan selama ini.
Besarnya peranan sesuap nasi dan seteguk air dalam hidup kita, hingga kehidupan kita jadi berubah hanya karena telat makan dan minum. Sesuatu yang dipandang kecil.
Demikian fakta yang terjadi pada diri kita semua, masihkah tergoda untuk bersikap sombong, angkuh, merasa hebat diantara yang lain, tinggi ilmu diantara yang lain bahkan tinggi hati karena merasa dirinya yang paling berguna dari orang lain. Naudzubillah, semoga Allah SWT selalu memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita semua.
Sungguh, kesempurnaan diri kita ini terletak pada kerendahan hati. Semakin kita rendah hati dan selalu memaafkan, semakin tinggi pula derajat kita di sisi Allah SWT dan di sisi masyarakat. Sebaliknya, semakin kita merasa sombong, angkuh dan tinggi hati, maka semakin rendah kedudukan kita di sisi Allah SWT dan juga masyarakat.
“Barang siapa merendah diri karena Allah, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya”. (HR Ahmad, hadits hasan). Terus bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberikan kesempatan kepada kita untuk mengenal siapa sebenarnya diri kita ini. Melalui ibadah puasa, Allah SWT telah menyingkap siapa sebenarnya jatidiri kita.
Sesungguhnya kemuliaan dan kehormatan seseorang itu dinilai dari kesucian jiwa dan keluhuran akhlaknya, bukan dipandang dari penampilannya. Semoga ibadah puasa kita di bulan Ramadhan ini dapat meninggikan derajat jiwa dan merubah akhlak kita jadi semakin mulia disisi Allah SWT.