Cecep Y Pramana
Seorang yang beriman akan menyadari sepenuhnya bahwa tanpa Allah SWT, dirinya tidaklah berarti apa-apa. Jika ia sedang mendapatkan rizki yang banyak, jelas bukan karena semata-mata usahanya saja, tetapi karena Allah-lah yang melapangkan rizkinya melalui usahanya itu. Maka, ia pun akan selalu bersyukur kepada Allah SWT
Itulah keyakinan seorang mukmin. Usaha merupakan sarana menuju sukses. Betapa banyak orang yang bekerja keras banting-tulang, namun tetap saja selalu mengalami kegagalan.
Itu artinya bahwa manusia hanya bisa berusaha, tapi Allah-lah Yang Menentukan segalanya. Maka, seorang mukmin yang mendapatkan kesenangan lalu bersyukur, pada hakekatnya ia memahami betul bahwa apa yang diperolehnya itu adalah pemberian dari Allah SWT.
Selain syukur ada sifat sabar yang dimiliki seorang mukmin. Ia tidak pernah mengeluh tentang berbagai cobaan hidup yang dihadapinya. Ia sadar bahwa kesulitan yang menimpanya adalah cobaan dari Allah Allah SWT.
Allah SWT tidak akan menimpakan ujian dan cobaan hidup kepada hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Dan Allah Maha Mengetahui tentang kadar dan kemampuan hamba-Nya dalam menghadapi sebuah ujian.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”. (QS Al Baqarah: 286)
Dan watak seorang mukmin adalah bersyukur di kala senang dan bersabar di kala susah. Syukurnya seorang mukmin akan menambah nikmat yang ada pada dirinya dan sabarnya itu akan menghilangkan musibah yang menimpanya.
“Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, karena semua urusan orang mukmin itu penuh dengan kebaikan. Hal ini tidak akan terjadi pada orang lain, kecuali orang mukmin saja. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan, ia bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya“. (HR Muslim)