Allahu akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Walillahilhamdu
Takbir. Tahlil. Tahmid. Tak henti-hentinya meluncur dari setiap lisan kaum beriman, umat Islam di seluruh penjuru dunia termasuk negeri tercinta, Indonesia. Menggetarkan dada, menyentuh jiwa, berbalut takwa. Bergemuruh di langit, menghujam ke bumi dan memuji seluruh alam raya ini kepada ilahi Rabbi.
Dengan hati yang khusyu’, tulus dan ikhlas. Semua Muslim, termasuk kita di sini bersimpuh, bersujud. Menunduk dan merendahkan diri di haribaan Zat Yang Mahasuci. Hanyut dalam senandung pujian kepada Illahi. Tenggelam dalam pengagungan kepada Zat Yang Mahatinggi. Allahu Rabbul ‘Izzati.
Pada hari yang berbahagia ini, kaum muslimin di seluruh pelosok dunia, hingga pojok-pojok kota-kota, bahkan sampai ke pelosok desa di kaki gunung, semua membesarkan asma Allah Subhanahu wata’ala. Kita dengar, lantunan kalimat ini menggetarkan angkasa dan merasuk ke dalam hati kita.
Subhanallah, kaum Muslimin seluruhnya melantunkan syukur atas kenikmatan yang dianugerahkan Allah Subhanahu wata’ala, setelah sebelumnya melaksanakan ibadah di bulan yang dimuliakan, yaitu ibadah di bulan Ramadhan.
Kemenangan ini, insya Allah kita raih, yang tidak lain dengan meningkatkan takwa dan amal shalih. Dan jadilah diri kita sebagai insan yang benar dalam keimanan. Maka, hendaklah kita juga bersyukur, karena Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan hidayah kepada kita berupa akidah yang benar, sementara itu masih banyak orang yang tidak mendapatkannya.
Pada diri manusia terdapat tanda, di langit, di bumi, pada perputaran siang dan malam, pada tiupan angin, pada arak-arakan awan yang diterbangkan antara langit dan bumi, dan pada semua makhluk.
Sungguh, terdapat tanda-tanda yang menunjukkan keesaan Allah Subhanahu wata’ala, menunjukkan kemahakuasaan-Nya,rububiyah-Nya, keluasan ilmu, hikmah, dan menunjukkan kemahamurahan Allah Subhanahu wata’ala
Karena alam raya ini tidak mungkin ada dengan sendirinya atau ada dengan tiba-tiba. Alam raya ini pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya. Dialah Allah Rabbul ‘Alamin yang tidak sekutu bagi-Nya.
Amalan kita, juga merupakan amalan yang paling sempurna, karena kita beramal di bawah bimbingan cahaya Allah Subhanahu wata’ala dan dengan pedoman yang jelas, mengikuti petunjuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para khulafa`ur-rasyidin yang telah mendapatkan petunjuk.
Tegakkan dan jagalah shalat, karena shalat merupakan tiang agama! Seseorang yang meninggalkan shalat, maka dia tidak mendapatkan kebaikan apapun dalam Islam. Jagalah shalat, dan jangan mengabaikannya. Jika kita bertanya kepada seseorang tentang harapannya, maka tentu ia mengatakan ingin mendapatkan kehidupan yang bahagia, dan meninggal dengan membawa nama yang harum.
Kemudian, jika dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, ia berharap agar dibangkitkan dalam keadaan selamat dari siksa. Harapan ini, pasti akan didapatkan orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala, yang beramal shalih dengan ikhlas.
Hal itu sangat mudah dicapai oleh orang-orang yang diberi kemudahan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Maka janganlah kita menunda untuk menggapainya. Segeralah melangkah, dengan selalu berpegang teguh dengan agama kita yang mulia ini.
Karena sesungguhnya, berpegang teguh dengan agama, akan menjamin kehidupan yang baik dan pahala yang besar. Sebuah kehidupan penuh kemenangan, kemuliaan dan kesejahteraan.
Satu bukti yang paling besar dan telah nyata, yaitu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam diutus di tengah-tengah sebuah kaum yang ummi dan terbelakang. Namun, tatkala kaum ini berpegang teguh dengan agama ini, tidak lama kemudian, mereka berubah menjadi yang terdepan dalam ilmu, perilaku dan peradabannya.
Setelah sebelumnya menjadi kaum yang hina, kemudian mereka memimpin manusia dengan penuh kemuliaan. Mereka menjadi yang terdepan setelah sebelumnya terbelakang. Dan agama yang dipegangi pemimpin itu senantiasa terjaga dalam Kitab Allah Subhanahu wata’ala dan Sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
Oleh karena itu, jika saat ini kaum Muslimin berpegang teguh dengan dinul-Islam dengan benar, mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan, niscaya kaum Muslimin akan pemimpin di bumi ini, sebagaimana para pendahulu mereka.
Di antara kebaikan agama ini, yaitu adanya hari raya yang membahagiakan. Hari yang menjadi penutup puasa dan sebagai permulaan bulan haji. Hari, saat kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia keluar dari rumahnya menuju tanah lapang untuk melaksanakan shalat ‘Idul Fitri.
Dengan hati gembira, penuh suka cita mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid, disebabkan anugerah nikmat yang diterimanya dari Allah Subhanahu wata’ala. Anugerah besar, berupa keberhasilan melaksanakan puasa saat siang hari bulan Ramadhan dan shalat pada malam harinya.
Dan kini, saat berbahagia itu datang. Seluruh kaum Muslimin mengagungkan Allah Subhanahu wata’ala, berdzikir memujiNya, dan membuktikan rasa cinta dan rasa syukurnya kepada Allah Subhanallahu wata’ala yang bergemuruh dalam dadanya.
Seluruh umat muslim pun memohon kepada Allah Subhanallahu wata’ala yang telah memberikan kekuatan kepada mereka beramal, agar Allah Subhanahu wata’ala berkenan menerima amalan yang telah mereka perbuat, dan berharap agar dimasukkan ke dalam golongan orang-orang beruntung. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah. Taqabbalallahu Minna Wa Minkum. (TJP)