@ Cecep Y Pramana
Kita kerap kali membaca diri orang lain dan melupakan bagaimana diri kita sendiri. Melihat noda di pakaian orang lain jauh lebih mudah daripada melihat sobek pada pakaian kita sendiri. Kebiasaan buruk dalam diri kita cenderungan lebih berhasrat untuk melihat kekurangan orang lain daripada melihat kekurangan diri sendiri.
Dengan menghinakan orang tidak lantas membuat kita ini menjadi mulia. Dengan merendahkan orang tidak akan membuat kita menjadi tinggi. Dengan menjelekkan orang tidak juga akan membuat kita menjadi lebih baik, tetapi justru akan memperjelas keburukan diri kita sendiri.
Tetaplah menjadi baik sekalipun orang lain mengatakan diri kita buruk. Untuk apa kita tumbuh menjadi dewasa kalau hanya bisa membalas keburukan orang lain. Untuk apa kita sekolah dan belajar tinggi kalau pintar kita hanya mengikuti keburukan orang lain. Menjadi baik atau menjadi buruk itu adalah pilihan diri kita sendiri bukan ditentukan oleh orang lain.
Penting untuk kita ingat, tidak semua orang seperti apa yang kita bayangkan, pikirkan, dan rasakan dengan pengetahuan yang sempit dan terbatas. Imam syafi’I pernah berkata; “Orang di belakang yang membicarakan diri kita, mungkin dia membahayakan dunia kita, tetapi yang jelas ia bermanfaat untuk akhirat kita, maka biarkan saja ia meneruskannya”.
Twitter: @CepPangeran | IG/Tiktok: cecep.asmadiredja | LinkedIn: cecep asmadiredja
.