RUMAH PENA MOTIVASI

Pengokohan Dakwah Sekolah

@ ditulis Kembali dari Taujih Dr. KH. Ahzami Samiun Jazuli, M.A. di Sentul Jawa Barat pada Sabtu, 19 Januari 2019

Tidak ada ada manusia yang lebih baik dan terhormat melebihi orang yang berdakwah. Agar kebaikan-kebaikan kita semua Allah Subhanahu wata’ala ridhai dan semakin meningkat, maka dalam pertemuan ini akan dikaji tema yang penting yaitu “Pengokohan Dakwah Sekolah”. Pejuang dakwah di sekolah harus dikokohkan sampai kita dipanggil dan bertemu dengan Allah Subhanahu wata’ala.

A. URGENSI MENGOKOHKAN DAKWAH DI DUNIA SEKOLAH

  1. Anak-anak sekolah dan mahasiswa adalah pemimpin di masa yang akan datang. Mengokohkan dakwah sekolah sama saja mempersiapkan pemimpin-pemimpin di dunia. Melalui kita ini akan lahir pemimpin dunia yang terbaik. Maka itu tidak cukup dengan kerja rutin, harus ditingkatkan dan dikokohkan kualitasnya.
  • Pemuda dan pemudi adalah lapisan masyarakat yang paling cepat merespon dakwah. Sejarah dakwah yang diabadikan dalam Al-Qur’an, pemimpin-pemimpin dakwah disebut dengan kata Fata = pemuda. Sebagai contoh :
  • Nabi Ibrahim (Bapaknya para Nabi) as disebut oleh Allah Subhanahu wata’ala Fata/pemuda ketika menghancurkan berhala-berhala. Kemudian masyarakat bertanya: siapa yang menghancurkan tuhan-tuhan kami ini?, maka yang lainnya menjawab: kami mendengar dia adalah pemuda yang bernama Ibrahim. Beliau disebut oleh Allah Pemuda.
  • Ashabul Kahfi, 7 orang berani melawan dunia, karena mereka pemuda. Disebutkan dalam al-qur’an surat Al Kahfi ayat 13. Fityah jama dari fata. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.
  • Apa rahasianya pemuda yang tercepat merespon dakwah?  Pemuda biasanya mencari dan mencari, biasanya lebih sedikit kepentingannya dari tokoh-tokoh. Makanya ketika dikasih kebenaran, ia cepat merespon. Contohnya mayoritas sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, saat membangun dakwah, masih minoritas, lalu diteror oleh musuh-musuh islam, mayoritas mereka adalah pemuda. Karena pemuda orangnya lebih bersih walaupun manusia.
  • Makanya yang pernah muda dan tidak menjaga kepemudaannya, bisa kendor dakwahnya. Ini kisah saat di perguruan atau sekolah. Dulu dia pemuda atau MR, dan berhasil atas izin Allah, mahasiswa di tarbiyah oleh dia secara militan. Tapi sekarang MRnya tidak militan. Alasannnya sekarang harus ‘real’-istis.
  • Realitas jamaah dakwah sekarang sudah bagus tapi belum optimal. Jangan sampai dikasih dana, perhatian dan waktu sisa. Pendidikan di jamaah ini sudah bagus tapi belum optimal, perlu ditingkatkan lebih lagi. Padahal dunia dan akhiratnya sangat menjanjikan. Hadistnya: Orang lain meninggal sudah habis amalnya, tapi ustadz/ustadzah pahalanya masih terus mengalir. Menjadi orang yang paling kaya pahala.
  • Umur pendidikan lebih panjang. Dalam sejarah kehidupan manusia, umurnya dunia pendidikan lebih panjang. Walaupun contoh-contoh tidak mutlak. Contoh perguruan tinggi tertua di dunia yaitu Al Azhar yang didirikan oleh Daulah Fatimiyah meskipun sekarang Daulah Fatimiyah sudah tidak ada. Di Indonesia partai Masyumi yang mengawali pendirian pesantren, NU, Muhammadiyah, Persis dan sebagainya masih ada.
  • Kenapa nafas pendidikan lebih panjang?
  • Allah Subhanahu wata’ala memberikan keberkahan dalam dunia pendidikan. Kita tidak tahu hati seseorang, tapi tanda-tanda diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala biasanya guru/MR/Ust/Ustzh itu lebih ikhlas, nafasnya lebih panjang.
  • Sebelum menasehati murid, guru/MR menasehati dirinya sendiri. Jadi yang terlibat dalam dakwah sekolah setiap hari menge-cash, muhasabah diri sendiri. Sehingga aman, rumah tangga dan dakwahnya aman. Misalnya dalam hal pendapatan, godaannya tidak terlalu besar. Tidak ada MR yang dakwah di sekolahan rebutan dapil. Yang jadi rebutan pahala bukan lahan. Maka beruntunglah para guru/MR/ust/ustzh ini.
  • Banyak sekolah IT yang muridnya berasal dari tokoh-tokoh partai lain. Fitrah manusia tidak bisa dibohongi. Mereka ingin agar anaknya saleh dan hapal al-qur’an. Ini merupakan rejeki dari Allah Subhanahu wata’ala, untuk memperbanyak pahala dari Allah Subhanahu wata’ala.

B. WASILAH PENGOKOHAN DAKWAH SEKOLAH ATAU KAMPUS

  1. Perluas mimbar-mimbar dakwah. Jangan sampai ada sekolah yang belum kemasukan dakwah. Semoga dakwah sekolah lebih luas lagi. Karena ada kesan dakwah sekolah, sekolahnya jurusan umum. Padahal jurusan agama juga sangat membutuhkan meskipun sudah ada mafadi dan sebagainya. Tapi saya melihat masih kalah lincahnya dengan dakwah sekolah. Pesantren mungkin kebanyakan menghapal, jadi kurang bergerak. Semoga ke depan kebijakan dakwah ini mencakup sekolah-sekolah syar’iyah, sehingga bisa lincah sebagaimana sekolah kauniyah.
  • Memperluas jaringan-jaringan dakwah. Ketika disebut dakwah sekolah yang diakrabi bukan hanya siswa-siswi tapi :
  • Pemilik kebijakan pada sekolah, diyakinkan aman dan nyaman. Karena dakwah itu cinta. Ada sebagian orang yang mencurigai dakwah. Maka harus diyakinkan dengan akhlak dan sentuhan-sentuhan kita, bahwa sekolah dan kampus manapun yang ada dakwahnya itu aman, aman akhlaknya, aman aqidahnya, dan aman pendidikannya.
  • Guru-gurunya, mitra perjuangan kita. Kalau guru-gurunya sudah dekat dan akrab dengan kita, maka mereka akan memotivasi murid-muridya untuk mengikuti dakwah di sekolah.
  • Wali murid agar tahu tentang dakwah. Contoh pernah terjadi di Jawa Timur, ada seorang pemuda yang bertanya tentang apa yang harus dilakukan jika ibu melarang ke masjid. Karena kalau ke masjid takut anaknya menjadi teroris. Jangan sampai ada wali  murid yang takut dengan gerakan dakwah. Maka perlu dilakukan pendekatan. Contoh kegiatannya mengadakan pengajian dengan wali murid.
  • Kita perbanyak spesialis-spesialis yang ada. Karena dengan perbanyak spesialisasi maka dakwah bisa dilakukan lebih mendalam. Semoga ustadz/ustadzah yang punya spesialisasi tertentu bisa dibagi dalam tunas bangsa.
  • Peduli dengan pelombaan-perlombaan. Sekolah-sekolah itu bangga kalau ada prestasi murid-muridnya. Karena orang awam tidak melihat islamnya dulu, tapi mungkin sepakbola atau prestasinya dulu. Semoga di dakwah sekolah akan muncul binaan yang memiliki prestasi, baik nasional maupun internasional, kenapa demikian:
  • Hal ini penting agar anak murid (siswa-siswi) paham, namanya tarbiyah bukan hanya militansi. Tapi terdepan dalam keilmuannya. Contoh: Muhammad Qutb, yang mendapat hadiah nobel mengatakan rata-rata aktifis dakwah itu masuk dalam lima rangking terbaik. Dibayangkan kalau aktif tarbiyah nanti pelajarannya kalah.

Padahal tidak benar, kalau mutarabbi benar, maka sekolahnya juga hebat. Karena menjadi mutarabbi yang militan butuh tanggung jawab. Seorang mutarabbi tidak ingin citra jamaahnya buruk gara-gara dia mendapat nilai jelek, misal 6,5. Jangan seperti dulu di awal dakwah untuk menunjukkan militansinya seseorang siap gugur/mengundurkan diri dari kuliah.

  • Dunia harus tahu dengan dakwah kita, dan kita harus tampil menjadi yang terbaik, menjadi suami yang terbaik, dosen terbaik, mahasiswa terbaik. Sehingga jamaah kita punya nama. Sehingga tarbiyah tidak diartikan sempit, yaitu pertemuan seminggu sekali pada ruangan 4×4 m dan yang ditanyakan adakah qodhoya. Karena jamaah kita bukan jamaah qodhoya.
  • Tarbiyah itu, dalam keadaan apapun, dimanapun kita berada suasana tabiyah itu selalu nampak. Bukan sepekan sekali tarbiyah setelah itu tidak terlihat aroma tarbiyahnya. Tarbiyah itu orang tahu suami, istri dan anak-anak yang rangking-rangking pasti tarbiyah. Jangan sampai terbalik, kalau lagi tatskif tidak bisa fokus, karena sebagian anggotanya bawa anak. Dan anaknya tidak bisa diam.
  • Ketahuan orang mana-mana orang tarbiyah. Bagaimana bekomunikasi politik, mensikapi perbedaan yang ada.
  • Perbanyak lomba-lomba yang membuat harum nama sekolah. Sehingga sekolahan yang membutuhkan kita. Kita dipanggil untuk memakmurkan sekolah tersebut.
  • Berusaha menampilkan rumus dakwah atau jamaah di dunia sekolah. Jika ada sekolah yang bagus pasti ada kader dakwah di dalamnya. Karena ini yang diajarkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, harus terbaik. Nabi apapun terdepan, paling romantis dengan istrinya. Masyaa Allah. Artinya di dakwah sekolah adalah suami istri yang paling romantis.

Misal dengan panggilan ya khumairoh untuk istrinya. Kalau Nabi lari seperti bumi dilipat. Nabi kalau ceramah, mukanya merah seperti Nabi memberikan komando pada tentara-tentaranya. Jangan sampai kader dakwah ceramahnya lemes dan tidak semangat. Artinya di dakwah sekolah jangan setengah-setengah, yang terbaik kita berikan kepada mutarabbi-mutarabbi, sehingga orang tidak ragu kedatangan kader dakwah sekolah.

  • Perbanyak dalam berkhidmah. Khidmah materi, membawa bantuan-bantuan ke sekolah-sekolah lewat kader dakwah sekolah. Jangan hanya diceramahi saja tapi juga butuh bantuan.
  • Menjadikan sekolahan binaan kita menjadi yang terdepan atau juara dalam dunia pendidikan dan prestasinya. Kita punya kontribusinya dan keberadaan kita sangat berarti.
  • Kita tingkatkan sekolah tersebut menjadi pembela dakwah kita. Diupayakan sekolah tersebut menjadi pembela dakwah kita. Sehingga dakwah kita meningkat. Dan hal ini tidak semua orang bisa. Hanya kader dakwah sekolah yang bisa. 
  • Pesan Dr. KH. Ahzami Samiun Jazuli, M.A:

Apa yang sudah diperjuangkan harus dikokohkan. Dan hal ini agar sampai ke pimpinan/qiyadah yang mempunyai kebijakan, jangan sampai pemimpin/qiyadah kita menjadikan dakwah sekolah sebagai tenaga sisa, uang sisa, dan waktu sisa. Tapi harus dijadikan sebagai skala prioritas. Karena memang dakwah aslinya adalah orang-orang terpelajar. Sehingga dakwahnya benar-benar berangkat dari pemahaman yang mendalam. Wallahu a’lam bishawab.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *