@ Cecep Y Pramana
“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan“. (QS Al Baqarah: 28)
Ibnu Katsir menjelaskan terkait ayat ini, menjelaskan akan kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala dan sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah Subhanahu wata’ala sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah Subhanahu wata’ala menjadikannya ada di muka bumi ini.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah kematian itu. Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum menghadapi kematian?
Pertama, beramal sebaik mungkin. Dalam al-qur’an surat Al-Mulk ayat 1-2, Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun“.
Bagaimana amalan terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah bahwa pekerjaan itu dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit“.
Kedua, menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya. Perbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik anak menjadi anak yang saleh yang dapat mendoakan orangtuanya kelak.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, ”Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya“. (HR Muslim).
Ketiga, berdoa agar diberikan husnul khatimah, akhir dalam kebaikan. Husnul khatimah ialah apabila ia mengucapkan kalimat “laa ilaaha illallaah” di akhir hayatnya. “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk Surga“. (HR Abu Dawud)
Indikator lainnya dari husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di akhir hidupnya. “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal. Para sahabat bertanya; Bagaimana membuatnya beramal? beliau menjawab: Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal“. (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Selain amal saleh untuk mencapai husnul khatimah, juga selalu berdoa agar Allah Subhanahu wata’ala mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah. Semoga kita menjadi hamba Allah yang berhasil dalam mempersiapkan kehidupan akhirat, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala. Wallahua’lam.
Twitter: @CepPangeran | IG/Tiktok: cecep.asmadiredja | LinkedIn: cecep asmadiredja
.