RUMAH PENA MOTIVASI

[7 Ramadhan] Hikmah Ramadhan

@ Cecep Y. Pramana

Ramadhan adalah bulan terbaik di sisi Allah Subhanahu wata’ala. Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan, dan merupakan bulan yang didalamnya terkandung ibadah puasa yang mendekatkan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala dan mengajarkan kita untuk bersabar. Berikut ini kita akan menemukan aturan Ramadhan yang luar biasa:  

Puasa adalah ekspresi tertinggi dari keinginan, yaitu tindakan kebebasan.

Aku tidak mengetahui apa-apa selain puasa sebagai kewajiban yang melegakan hati, menguatkan kemauan, menghilangkan sebab-sebab kekhawatiran, dan mengangkat derajat orang yang melaksanakannya ke derajat yang paling tinggi, sehingga seseorang menjadi hebat di mata dirinya sendiri dan segala sesuatunya. yang lain menjadi kecil di matanya sendiri.

Puasa merupakan suatu keadaan peningkatan spiritual yang hanya dapat dicapai oleh mereka yang merenungkan hikmah Allah Subhanahu wata’ala di balik kewajiban ini.

Berapa banyak orang yang telah menunjukkan kepada kita asketisme dengan menjauhkan diri dari apa yang boleh dan dilarang. Mereka menyantap makanan dan menunjukkan ketakwaan serta ketekunan dalam berpuasa dan berdoa. Kemudian, jika ada kesempatan, mereka menyantap makanan para pelayat dalam kegelapan.

Bulan Ramadhan sungguh merupakan tantangan terbesar untuk menguji kemauan manusia dalam berpuasa, shalat, beramal shaleh, dan mensucikan jiwa dari berbagai kesalahannya.

Di bulan Ramadhan, tutuplah kota-kota dendammu dan ketuklah pintu rahmat dan kasih sayang, maka kasihanilah mereka yang dekat dan berbuat baiklah kepada mereka yang jauh, tanamkan ruang-ruang putih dalam kasih sayangmu, dan buanglah ruang-ruang hitam dalam dirimu.

Semoga Allah Subhanahu wata’ala mengangkat takdir kita, menghilangkan kekhawatiran kita, dan menjadikan kita mencapai bulan Ramadhan yang dicintai Rabb-Nya, dan semoga panjang umur kita di sisi orang-orang yang mencintai.

Dengan hembusan angin rahmat dan harumnya ampunan, kuucapkan, Selamat atas bulan pembebasan dari neraka, bulan Ramadhan yang Mulia. Hari ini kami libur dengan kedatanganmu, wahai Ramadhan, halaman dalam hidup kami yang dimulai lagi karena kedatanganmu.

Ucapan selamat terindah dan harapan terbaik disampaikan pada kesempatan Ramadhan ini kepada setiap orang yang berpuasa. Semoga Allah Subhanahu wata’ala mengangkat takdirmu, menghilangkan kekhawatiranmu, dan menjadikanmu mencapai bulan Ramadhan yang dicintai Allah Subhanahu wata’ala.

Hari dan halaman waktu berganti dan Ramadhan dimulai.

Semoga Allah Subhanahu wata’ala memberi kita bulan Ramadhan ini, mengangkat kepedulian dari bangsa ini, menghormatimu dengan Malam Takdir, dan membuatmu bahagia selamanya karena Ramadhan.

Sebuah seruan agar seorang muslim menyadari maknanya, dan menimbulkan dalam dirinya kerinduan dan kerinduan akan bulan-bulan terbaik serta waktu-waktu terbaik, maka seorang muslim mempersiapkan diri menyambut bulan suci tersebut dan membuat rencana-rencana terbaik untuk itu.

Lalu apa yang optimal? penerimaan bulan Ramadhan dan apa persiapan yang tepat menyambut datangnya bulan Ramadhan dan mampukah kita menjaga bulan mulia ini dari kesia-siaan? Mulailah bersama, langkah kecil dan sederhana yang akan membawa kita menuju Ramadhan terbaik.

Merupakan salah satu bentuk bantuan yang paling ampuh dalam keimanan dan persiapan ruhani seseorang, banyak membaca dzikir, dan menikmati taman surga di bumi, dan tidak lupa ucapan pagi dan petang, zikir hari itu dan malam, juga selalu mengingat Allah Subhanahu wata’ala dalam segala keadaan.

Hidup dalam lingkup Al-Qur’an dan mempersiapkan diri untuk mencapai hidup berdampingan secara penuh di bulan Ramadhan, sambil melakukan sesi kontemplasi dan menghayati ayat-ayat Al-Qur’an.

Rasakan manisnya shalat malam mulai sekarang dengan mengerjakan dua rakaat setiap malam setelah shalat magrib, dan rasakan manisnya tahajud dan ‘monolog’ di waktu subuh dengan shalat dua rakaat sebelum fajar minimal seminggu sekali.

Mendidik diri ini dengan menjauhi sebagian kemewahan hidup dan menjauhkan diri dari dunia dan apa yang dimiliki manusia, serta tidak terjerumus pada kemewahan seperti makanan, minuman, dan pakaian, sebagaimana yang dilakukan masyarakat awam ketika Ramadhan tiba.

Latihan itu adalah berjuang melawan lidah agar tidak menjadi cabul, melawan perut agar tidak terhina, melawan hawa nafsu agar tidak menguasai diri, melawan setan agar tidak sembrono, dan melawan nafsu diri sendiri agar tidak menjadi sombong.

Ketika Ramadhan dimulai, Al-Zuhri berkata: Ini hanya membaca Al-Qur’an dan memberi makan.

Ibnu al-Hakam berkata: Ketika Ramadhan dimulai, Malik akan lari dari membaca hadits dan duduk bersama ulama.

Muhammad bin Idris Al-Syafi’i biasa menyelesaikan enam puluh segel di bulan Ramadhan.

Ibnu Abi Dawud meriwayatkan dengan risalah shahihnya bahwa seorang mujahid rahimahullah biasa menuntaskan Al-Qur’an di bulan Ramadhan antara Maghrib dan Isya, dan mereka biasa menunda Isya di bulan Ramadhan hingga seperempat malam telah tiba.

Qatadah biasa menyelesaikan Al-Qur’an setiap tujuh malam sekali, dan ketika Ramadhan tiba, dia menyelesaikannya setiap tiga malam sekali, dan ketika sepuluh hari terakhir tiba, dia menyelesaikannya setiap malam sekali.

Jika kamu tidak mampu melaksanakan salat malam atau puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa kamu terampas dan terbelenggu oleh dosa dan pelanggaran.

Pada suatu hari dikatakan kepada Al-Hasan Al-Bashri: Wahai Abu Saeed, apa yang mendatangkan kesedihan ke dalam hati? Dia berkata: Lapar. Dia berkata: Apa yang memunculkannya? Dia berkata: Rasa kenyang Allah Subhanahu wata’ala atas kelimpahan tidur dan makanan.

Ada empat hal demi dunia ini: uang, wanita, tidur, dan makanan. Adapun uang dan wanita, aku tidak memerlukannya, dan mengenai tidur dan makanan, aku membutuhkannya tidak ada ruginya bagi mereka dengan usahaku. Beliau biasa bermalam dengan berdiri dan melanjutkan puasa.

Beberapa orang pendahulu mendahulukan puasa dibandingkan ibadah lainnya, dan ketika ditanya mengenai hal tersebut, beliau berkata: “Lebih aku sukai jika Allah Subhanahu wata’ala memperhatikan jiwaku ketika dia bergumul denganku untuk makan dan minum daripada Dia. Untuk melihatnya ketika ia sedang bergumul dengan saya untuk tidak menaati-Nya ketika saya puasa”.  

Jika dia berpuasa, maka dia akan mengetahui nikmat Allah Subhanahu wata’ala yang dilimpahkan kepadanya dalam mengenyangkan dan menghilangkan dahaga, dan bersyukur atas hal itu, karena tidak akan diketahui besarnya nikmat kecuali jika hilang.  

Akan datang kepada penghuni surga suatu aroma, dan mereka berkata: Ya Allah, kami belum menemukan aroma yang lebih harum dari aroma ini sejak kami masuk surga. Kemudian akan dikatakan: Ini adalah aroma dari mulut orang-orang yang cepat.

Semboyan orang-orang yang beriman pada hari kiamat adalah bahwa wudhu mereka di dunia akan dibedakan dengan puasanya, dan semboyan mereka pada hari kiamat adalah kebaikan wajah mereka, lebih harum dari wangi musk, agar mereka dikenali di kalangan umat, orang banyak dengan tindakan itu. Kami memohon berkah Allah Subhanahu wata’ala pada hari itu.

Benar, waktu orang beriman adalah musim dingin, malamnya panjang ketika dia shalat, dan siangnya pendek ketika dia berpuasa.

Cukuplah dikatakan (Puasa bagi saya) bahwa puasa lebih utama dari segala ibadah lainnya.

Kita telah mengetahui bahwa segala amal shaleh adalah kepunyaan Allah Subhanahu wata’ala dan Dialah yang memberikan pahala, maka kita lihat, dan Allah Subhanahu wata’ala yang lebih mengetahui, bahwa Dia menguduskan puasa karena tidak terlihat pada diri anak Adam dari perbuatannya, melainkan karena perbuatannya adalah sesuatu yang ada di dalam hati, karena amal tidak akan terlaksana kecuali dengan gerak, kecuali puasa, yang dilakukan dengan niat yang sembunyi-sembunyi dari manusia, dan inilah pokok pembicaraan-Ku.  

Sebagian orang Arab pernah berkata: Kita melihat orang yang berpuasa disebut turis, karena orang yang berpuasa itu tidak membawa makanan apa pun, melainkan makan di mana pun ia menemukan makanan, seolah-olah ia mengambil dari makanan itu.

Tidak ada kemunafikan dalam puasa, kemunafikan tidak termasuk dalam amalan seseorang, siapa yang berbuat baik, maka ia akan mendapat pahala, dan siapa yang berbuat baik, maka ia akan mendapat pahala pada siangnya, dan siapa yang berbuat baik pada malamnya, maka ia akan mendapat pahala pada siangnya berbuat baik pada siang hari, maka ia akan diberi pahala pada malam harinya.

Doa membawa seseorang separuh jalan, puasa membawanya ke pintu kerajaan, dan sedekah menggandeng tangannya dan membawanya ke pintu kerajaan.

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata dalam tafsirnya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. (QS. Al Baqarah: 45). Telah dikatakan arti kesabaran dalam situasi ini adalah puasa. Wallahua’lam.

REKENING KEBAIKAN: A.n. Yayasan Ukhuwah Care Indonesia

Rekening Zakat
Mandiri 167 00 555 000 77
BSI 8200 400 705
MUAMALAT 3050 7000 73

Rekening Infaq
BSI 8200 400 705
BCA 066 327 1960
MANDIRI 167 000 2432 085

Konfirmasi transfer:
Pak Acep – 081287026443
.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *