@ Cecep Y. Pramana
Mayoritas fukaha telah mewajibkan zakat fitrah di bulan Ramadan, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan perkataan yang keji, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin”. (HR Abu Dawud no. 1609).
Sesungguhnya zakat itu seperti sesuatu yang menyucikan seseorang, dan menunaikan zakat wajib termasuk sedekah di bulan Ramadan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dalam bersedekah, dan dia paling dermawan di bulan Ramadan. Setiap tahun Malaikat Jibril menemuinya di bulan Ramadan hingga bulan itu berlalu. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan Al-Qur’an kepadanya. Ketika Malaikat Jibril menemuinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan dalam bersedekah daripada angin”. (HR Muslim no.2308).
Hadits tersebut mengisyaratkan besarnya pahala amalan di bulan Ramadhan, dan di antara amalan tersebut adalah zakat, sehingga dibolehkan bagi seorang muslim untuk menyegerakan membayar zakatnya di bulan Ramadhan. Menyadari keutamaan bulan Ramadhan, maka perlu diketahui bahwa tidak boleh menunda zakat sampai bulan Ramadhan jika telah jatuh tempo sebelum bulan tersebut.
Jika seseorang wajib mengeluarkan zakat di bulan Rajab, maka tidak boleh menundanya hingga bulan Ramadhan, kecuali jika ia memiliki uzur. Jika kaum muslimin ditimpa musibah, wabah penyakit, atau yang semisalnya, maka mengeluarkan zakat di waktu itu lebih besar pahalanya daripada di bulan Ramadhan. Karena orang membutuhkannya.
Pintu-pintu sedekah yang dianjurkan di bulan Ramadhan
Banyak sekali ide-ide kreatif yang berkisar pada makna sedekah di bulan Ramadhan, dan meskipun tidak mungkin untuk mencantumkan semuanya, beberapa di antaranya dapat disebutkan sebagai berikut:
- Berkontribusi dalam menyiapkan hidangan bagi orang-orang yang berpuasa pada umumnya untuk berbuka puasa.
- Mengumpulkan pakaian lama, mainan, buku, dan sejenisnya yang masih dapat digunakan, dan berkontribusilah untuk mendistribusikannya kepada mereka yang kurang mampu.
- Mendistribusikan paket amal berisi bahan-bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat kurang mampu berupa; kurma, gula, beras, dan lainnya.
- Berkontribusi dalam mendistribusikan makanan berbuka puasa dan sahur di lampu lalu lintas dan tempat umum.
- Berkontribusi dalam menggali sumur air dan menyediakan air.
- Berkontribusi dalam pembangunan masjid.
- Berkontribusi pada pengeluaran untuk pelajar.
- Berkontribusi dalam pendistribusian Al-Qur’an.
- Membantu kaum muda menikah.
- Mensponsori anak yatim dan ‘menghabiskan’ atau membelanjakan keperluan untuknya.
Amal secara langsung
Bersedekah di bulan Ramadhan termasuk amal yang dianjurkan. Ini adalah contoh dari sunah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang kaya dan orang miskin membutuhkan makanan selama bulan Ramadan, dan mereka merasakan rasa lapar yang sama. Namun, saat sarapan, meja orang kaya terisi penuh dengan makanan dan minuman, sedangkan meja orang miskin mungkin kosong.
Kasih amal datang untuk memuaskan rasa laparnya dan memuaskan dahaganya. Itulah sebabnya sedekah merupakan salah satu sarana paling tepat bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, khususnya di bulan Ramadhan.
Memberi makan orang yang berpuasa
Memberi makan orang lain merupakan ibadah yang agung yang selalu dilakukan oleh para salaf. Ibadah ini tidak terbatas pada orang miskin saja, tetapi berlaku umum bagi semua orang. Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Dan mereka memberi makan kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan, meskipun mereka menyukainya. Kami tidak memberi makan kalian kecuali karena mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak menghendaki balasan dan ucapan terima kasih dari kalian”. (QS. Al Insan: 8-9)
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memberi makan orang mukmin ketika ia lapar, maka Allah akan memberinya makan dari buah-buahan surga pada hari kiamat”. (HR. At Tirmidzi)
Hal ini menunjukkan bahwa memberi makan orang lain adalah kewajiban bagi setiap orang mukmin. Ini adalah tindakan ibadah yang membuat orang saling mencintai, dan itu adalah salah satu alasan yang menyebabkan masuk surga.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengatakan tentang berbuka puasa orang yang berpuasa: “Siapa pun yang berbuka puasa orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti dia, tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa itu”. (HR At Tirmidzi no. 807)
Kerja sukarela di bulan Ramadan
Islam menganjurkan dan mendorong untuk melakukan kerelawanan. Allah SWT berfirman: “Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 184)
Pekerjaan ini berakibat pada terpenuhinya kebutuhan manusia dan membantu mereka dalam hal itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Kerja bakti tidak ada batasnya, karena setiap pekerjaan merupakan sedekah yang pahalanya, terlebih jika yang dibantu tidak mampu mengerjakannya, dan hal ini menimbulkan rasa belas kasihan kepada seluruh ciptaan. Dengan uang, atau dengan tindakan dan memberikan bantuan, yang mempererat ikatan persaudaraan iman di antara mereka. [Al-Qarni, “Kerja Sukarela dan Ramadhan, 15-9-2007]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak menzalimi dan tidak pula menyerahkannya. Barangsiapa yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang meringankan kesulitan seorang muslim, maka Allah akan meringankan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang menutupi aurat seorang muslim, maka Allah akan menutupi auratnya pada hari kiamat”. (HR Bukhari no. 2442)
Hal ini menunjukkan pentingnya seorang muslim meringankan kesulitan saudaranya yang muslim. Mengungkap dan meringankan kesulitan termasuk menghilangkannya dengan uang, gengsi, atau bantuan, selain menghilangkannya dengan isyarat dan pendapat. Amal shaleh memiliki banyak buah, di antaranya sebagai berikut:
Memurnikan jiwa dan membersihkannya dari dosa dan pelanggaran; Karena Allah SWT berfirman: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS At Taubah: 103)
Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki”. (QS. Saba: 39)
Cara lain bersedekah di bulan Ramadhan
Ada banyak ide yang termasuk dalam lingkup amal, termasuk yang berikut ini:
Belilah sejumlah siwak atau pasta gigi dan bagikan kepada teman, saudara, rekan kerja, dan lain-lain. Kegiatan ini merupakan pengingat akan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Umat Islam juga mengingat pahala dan kebesaran sedekah ini ketika menggunakan siwak.
Membeli sepatu atau sandal khusus untuk kamar mandi di masjid, yang akan memudahkan proses memasukinya, merupakan kebutuhan yang diperlukan di tempat-tempat tersebut; Membeli sandal ini merupakan salah satu jalan keluar dari kesulitan seorang mukmin. “Barangsiapa yang melakukannya maka Allah akan menghilangkan kesulitan dari kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat”. (HR Muslim no. 2699).
Memberikan hadiah kepada manusia sejumlah mushaf Al-Qur’an, dan ini termasuk ibadah yang besar. Karena orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan adalah seperti orang yang mengerjakannya, dan membaca Al-Qur’an termasuk ibadah yang besar yang naik derajatnya bagi orang yang beriman. Setiap kali penerimanya membaca sesuatu dari Al-Qur’an, maka pahala orang yang memberikannya akan bertambah, dan hal ini termasuk sedekah yang terus menerus dan bermanfaat baginya.
Mensponsori anak yatim dengan segala kebutuhannya, seperti; makanan, minuman, pakaian, alat peraga, dan segala keperluan yang dapat menjamin kenyamanan hidup mereka. Hal ini merupakan penegasan keutamaan menyantuni anak yatim sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Memanfaatkan waktu dan menginvestasikannya dalam mengingat Allah Subhanahu wata’ala; Itulah salah satu sumber sedekah, sehingga lisan seseorang penuh dengan bertasbih dan memuji, memuji dan menyanjung Allah Subhanahu wata’ala, dan segala dzikir yang bermanfaat yang mendatangkan pahala yang besar.
Berbagai macam kebaikan dan sedekah
Hukum Islam telah memudahkan banyak pintu kebaikan bagi manusia. Perbuatan baik tidak terbatas pada satu Muslim saja dan tidak pada Muslim lainnya; baik kaya maupun miskin, kuat maupun lemah.
Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada suatu kaum yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka mereka berkata: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah mengambil pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dari kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu apa yang kamu sedekahkan?” Sesungguhnya setiap tasbih ada sedekah, setiap takbirah ada sedekah, setiap tahmidah ada sedekah, dan setiap tahlil ada sedekah.” Sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, mencegah dari munkar adalah sedekah, dan menggauli salah seorang di antara kamu adalah sedekah”. (HR. Muslim no. 1006).
Hal ini menunjukkan perlunya kita bersegera meraih pintu-pintu kebaikan dan tidak meninggalkan satu pun di antaranya. Seorang muslim memperbaiki tutur katanya dan perbuatannya, serta mengabdikan diri dan apa yang dimilikinya untuk melakukan amal saleh sekecil apapun, dan dengan demikian ia semakin dekat kepada Allah Subhanahu wata’ala.
📌 REKENING KEBAIKAN:
A.n. Yayasan Ukhuwah Care Indonesia
Rekening Zakat
Mandiri 167 00 555 000 77
BSI 8200 400 705
MUAMALAT 3050 7000 73
Rekening Infaq
BSI 8200 400 705
BCA 066 327 1960
MANDIRI 167 000 2432 085
Konfirmasi transfer:
Pak Acep – 081287026443
.
Semoga setiap sedekah yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan menjadi amal jariyah yang tak terputus. Aamiin. Yuk, bersama #HidupkanHarapan!