@ Cecep Y. Pramana
Allah Subhanahu wata’ala telah menciptakan banyak mukjizat di planet ini, yang merupakan bukti kekuasaan-Nya yang besar. Di antara tanda-tanda dan mukjizat besar Allah Subhanahu wata’ala yang disebutkan-Nya dalam Al-Qur’an adalah sekelompok ayat yang berbicara tentang dua sungai yang tidak bertemu, yang berdekatan dan terhubung karena keduanya tidak bercampur satu sama lain.
Di antara ayat-ayat ini adalah, “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”. (QS. Al-Furqan: 53).
Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”. (QS An-Naml: 61)
Banyak penafsir Al-Qur’an yang menafsirkan ayat-ayat ini. Yang dimaksud dengan laut yang tidak bertemu adalah laut tawar dan laut asin. Penafsiran ini bukan berarti bahwa laut itu adalah laut dari langit dan laut dari bumi, atau bahkan laut dari surga dan laut dari neraka, dan penafsiran-penafsiran lainnya yang keliru.
Banyak penafsir yang menjelaskan bahwa laut-laut ini bertemu satu sama lain, akan tetapi pertemuan yang disebutkan dalam Al-Qur’an ini adalah bahwa air laut tidak pernah bercampur. Disebutkan dalam tafsiran bahwa tanah genting menghalangi keduanya untuk bercampur.
Yang dimaksud dengan tanah genting adalah pembatas, batas, atau pemisah yang menghalangi bercampurnya air laut. Bisa yang tampak oleh mata, seperti daratan kering yang memisahkannya, atau bisa juga, dengan kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala, pembatas yang tidak tampak oleh mata, yang menghalangi air laut untuk bercampur satu sama lain.
Dalam penafsiran lain ayat-ayat Al-Qur’an, penciptaan tanah genting (garis pemisah antara dua sungai) oleh Allah Subhanahu wata’ala bukanlah sesuatu yang sia-sia, akan tetapi untuk kemaslahatan yang memberi kemanfaatan bagi seluruh umat manusia, yakni manusia hanya mendapatkan manfaat dari masing-masing lautan saja, tanpa bercampurnya airnya dengan air lainnya.
Dengan memperluas tafsiran para ulama terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, beberapa ulama telah melakukan kajian, perjalanan, dan penelitian selama bertahun-tahun untuk menemukan berbagai karakteristik laut yang tidak saling bertemu. Perairan setiap laut memiliki karakteristiknya sendiri, termasuk suhu, kadar garam, bahkan kepadatan dan rasa.
Penemuan ini juga mencakup pemahaman tentang peran pembatas yang memisahkan laut, yang mencegah air bercampur dan mengatur proses pasang surut di antara keduanya untuk mencegah terjadinya pencampuran.
Kita harus melihat beberapa gambaran yang menggambarkan batas-batas antara laut, terutama yang tidak terlihat, berkat kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala. Contoh laut yang tidak saling bertemu adalah Teluk Arab dan Teluk Oman.
Contoh lain dari perbedaan perairan dan kurangnya pengaruh air laut terhadap air laut, atau sebaliknya, adalah perairan Laut Mediterania, yang dipisahkan oleh pembatas dari perairan Samudra Atlantik. Keduanya juga berbeda dalam hal warna air dan suhu, meskipun secara teoritis keduanya saling bertemu. Wallahua’lam.
TikTok/IG: cecep.asmadiredja | LinkedIn: cecepypramana | lynk.id/ceppangeran
.