RUMAH PENA MOTIVASI

Sekecil Renungan, Sebesar Naungan

@ Cecep Y. Pramana

Sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam tercinta Abu Bakar ash-Shiddiq tak semiskin Abu Dzar atau Abu Hurairah. Tapi beliau lebih baik dari mereka. Abu Bakar tak mendapat banyak siksaan seperti Khabbab, Bilal, Sumayyah, atau Yasir. Tapi beliau lebih baik dari mereka.

Abu Bakar ikut berperang dan tidak mengalami luka parah seperti Thalhah, Abu Ubaidah, atau Khalid bin Walid. Tapi beliau lebih baik dari mereka. Abu Bakar tak gugur syahid di medan jihad seperti paman Nabi Hamzah bin Abdul Mutthalib, juga Mush’ab bin Umair atau Sa’ad bin Mu’adz. Tapi beliau lebih baik dari mereka.

Namun, apa rahasia yang membuat Abu Bakar mampu mengungguli sahabat-sahabat yang lain? Bakr bin Abdullah al-Muzani berkata, “Abu Bakar mengungguli mereka bukan dengan banyaknya shalat dan puasa, tetapi dengan apa yang ada di dalam hatinya”.

Itulah amalan-amalan hati. Itulah yang menyampaikan Abu Bakar ash Shiddiq ke titik yang tak bisa dicapai oleh ambisi para sahabat yang lain. Kita tahu bahwa iman itu adalah amalan hati, ucapan lisan, dan perbuatan fisik. Kita fokus pada bentuk fisik amalan dan kuantitas, juga ucapan lisan dan amalan badan. Namun kita mengabaikan inti dan esensinya yaitu (amalan hati).

Setiap ibadah memiliki sisi substansial dan sisi formal. Shalat itu formalnya adalah gerakan ruku, sujud, dan rukun lainnya. Sedangkan intinya adalah hati yang khusyu. Puasa itu formalnya menahan diri dari hal yang membatalkan sejak fajar hingga maghrib. Sedangkan intinya adalah hati yang bertakwa.

Haji itu formalnya adalah melakukan sa’i, thawaf, wukuf di Arafah dan lainnya. Sedangkan intinya adalah hati yang mengagungkan syiar-syiar Allah Subhanahu wata’ala secara kuat.

Doa itu formalnya adalah mengangkat tangan, menghadap kiblat dan melantunkan kalimat doa dan permohonan kepada Allah Subhanahu wata’ala. Sedangkan intinya adalah hati yang merasa butuh kepada Allah Subhanahu wata’ala bukan kepada dunia.

Dzikir itu formalnya adalah bacaan tasbih, tahlil, takbir dan tahmid. Sedangkan intinya adalah hati yang mengagungkan Allah Azza Wa Jalla dan mencintai-Nya serta menghadirkan rasa khauf (rasa takut kepada Allah) dan raja’ (harapan atau keinginan akan kebaikan dari Allah). Inti dari segalanya adalah (amalan hati) sebelum (amalan fisik). Namun keduanya harus disempurnakan.

Kelak akan ditampakkan segala rahasia. Kelak akan ditampakkan apa yang tersimpan di dalam dada. Kelak takkan selamat kecuali orang yang menghadap Allah Subhanahu wata’ala dengan hati yang bersih. Kelak takkan masuk surga kecuali orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat dan tunduk kepada-Nya. Bismillah..

Ya Allah Ya Rabb, penuhi hati kami dengan cinta-Mu dan komitmen untuk menaati-Mu“.

TikTok/IG: cecep.asmadiredja | LinkedIn: cecepypramana | lynk.id/ceppangeran
.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *