Dr Budi Ilyas, Lc., MA
Abu Bakar ash-Shiddiq tak semiskin Abu Dzar atau Abu Hurairah. Tapi beliau lebih baik dari mereka. Abu Bakar tak mendapat banyak siksaan seperti Khabbab, Bilal, Sumayyah, atau Yasir. Tapi beliau lebih baik dari mereka.
Abu Bakar ikut berperang dan tidak mengalami luka parah seperti Thalhah, Abu Ubaidah, atau Khalid bin Walid. Tapi beliau lebih baik dari mereka.
Abu Bakar tak gugur syahid di medan jihad seperti Hamzah bin Abdul Mutthalib, Mush’ab bin Umair atau Sa’ad bin Mu’adz. Tapi beliau lebih baik dari mereka.
Apa rahasia yang membuat Abu Bakar mampu mengungguli sahabat-sahabat yang lain? Bakr bin Abdullah al-Muzani berkata, “Abu Bakar mengungguli mereka bukan dengan banyaknya shalat dan puasa, tetapi dengan apa yang ada di dalam hatinya.”
Itulah amalan-amalan hati. Itulah yang menyampaikan Abu Bakar ke titik yang tak bisa dicapai oleh ambisi para sahabat yang lain. Kita tahu bahwa iman itu adalah amalan hati, ucapan lisan, dan perbuatan fisik.
Kita fokus pada bentuk fisik amalan dan kuantitas, juga ucapan lisan dan amalan badan. Namun kita mengabaikan inti dan esensinya yaitu (amalan hati).
Setiap ibadah memiliki sisi substansial dan sisi formal. Shalat itu formalnya adalah gerakan ruku’, sujud, dan rukun lainnya. Sedangkan intinya adalah hati yang khusyu’
Puasa itu formalnya menahan diri dari hal yang membatalkan sejak fajar hingga maghrib. Sedangkan intinya adalah hati yang bertakwa.
Haji itu formalnya adalah melakukan sa’i, thawaf, wukuf di Arafah dll. Sedangkan intinya adalah hati yang mengagungkan syiar-syiar Allah.
Doa itu formalnya adalah mengangkat tangan, menghadap kiblat dan melantunkan kalimat doa dan permohonan. Sedangkan intinya adalah hati yang merasa butuh kepada Allah.
Dzikir itu formalnya adalah bacaan tasbih, tahlil, takbir dan tahmid. Sedangkan intinya adalah hati yang mengagungkan Al-Khaliq dan mencintai-Nya serta menghadirkan rasa khauf dan raja’. Inti dari segalanya adalah (amalan hati) sebelum (amalan fisik). Namun keduanya harus disempurnakan.
Kelak akan ditampakkan segala rahasia. Kelak akan ditampakkan apa yang tersimpan di dalam dada. Kelak takkan selamat kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Kelak takkan masuk surga kecuali orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat dan tunduk kepada-Nya.
“Ya Allah, penuhi hati kami dengan cinta-Mu dan komitmen untuk menaati-Mu“.
.