RUMAH PENA MOTIVASI

[24 Ramadhan] Sepuluh hari Terakhir, Kesempatan untuk Perubahan

@ Cecep Y. Pramana

Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan nikmat kepada hamba-hamba-Nya berupa waktu dan keberkahan yang di dalamnya kebaikan-kebaikan dilipatgandakan, kesalahan-kesalahan dihapuskan, dosa-dosa diampuni, dan kebaikan-kebaikan yang telah ditinggalkan oleh seorang hamba dibalas dengan kebaikan-kebaikan yang telah lalu.

Maka, pada waktu-waktu tersebut kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wata’ala akan terangkat. Di antara waktu-waktu tersebut adalah sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Para salafus shalih berlomba-lomba dalam mengerjakan ibadah dan memanfaatkan segala jalan untuk meraihnya.

Maka sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk bersungguh-sungguh dalam bulan Ramadhan, memanfaatkannya, meraih keutamaannya, memperbanyak ketaatan, memperbanyak taubat, dan menjauhi hal-hal yang menyesatkan. 

Keutamaan Shalat Malam di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dibedakan dari waktu-waktu lainnya. Karena termasuk shalat malam, shalat isya, dan shalat tarawih. Karena melaksanakan shalat malam memiliki keutamaan yang besar.

Telah ditetapkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya: “Shalat apakah yang paling utama setelah shalat wajib? Dan puasa apakah yang paling utama setelah bulan Ramadhan? Beliau menjawab: Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat tengah malam, dan puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa Muharram”. (HR Muslim, no. 1163).

Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu menganjurkan para sahabat untuk melaksanakan shalat malam, maka mereka pun bersemangat untuk melaksanakannya. Baik dalam kelompok atau sendiri. Karena mereka mengetahui bahwa di dalamnya terdapat pengampunan dosa, peningkatan derajat di sisi Allah Subhanahu wata’ala, penyucian hati, larangan maksiat kepada Allah Subhanahu wata’ala, dan tercapainya kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.

Keutamaan Ibadah Malam

Ibadah malam mempunyai ciri-ciri tersendiri, yang sebagian akan dijelaskan di bawah ini:

Dianggap lebih tulus; karena jauh dari pandangan orang lain, maka tidak menimbulkan keheranan dan kemunafikan di hati.

Ini lebih sulit daripada ibadah pada siang hari; karena seorang hamba perlu berjuang melawan dirinya sendiri untuk melaksanakan shalat malam. Oleh karena itu, pahalanya lebih besar daripada pahala orang lain. Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al Ankabut: 69)

Setuju dengan kejernihan pikiran; karena jauh dari tugas, dampaknya terhadap hati lebih besar, dan merenungkan ayat-ayat di dalamnya lebih bermanfaat. Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”. (QS. Al Muzzammil: 6).

Waktu-waktu dikabulkannya doa, turunnya rahmat, dan turunnya Allah Subhanahu wata’ala ke langit dunia bertepatan dengan sepertiga malam terakhir. Telah dibuktikan dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tuhan kita, yang diberkahi dan dimuliakan-Nya, turun setiap malam ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir telah berlalu, lalu berfirman: ‘Siapakah yang berdoa kepada-Ku agar Aku kabulkan? Siapakah yang meminta kepada-Ku agar Aku berikan? Siapakah yang memohon ampunan-Ku agar Aku ampuni?”. (HR. Bukhari, no. 7494).

Menggabungkan antara memohon ampunan, menyucikan hati dari dosa, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala melalui amal ketaatan, dan meraih pahala. Maka, derajat hamba di sisi Allah Subhanahu wata’ala pun meningkat.

Keutamaan melaksanakan shalat malam

Banyak sekali keutamaan dan pahala yang bisa diperoleh dari mengerjakan shalat malam, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Melalui itu, seorang muslim memperoleh cinta dan perlindungan Allah Subhanahu wata’ala. Di antara sifat-sifat yang Allah Ta’ala sebutkan sebagai sifat-sifat hamba-Nya adalah firman-Nya: “Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”. (QS. Al Furqan: 64). 

Dianggap sebagai salah satu sebab terbebasnya dari kekhawatiran dan kesedihan, serta membawa kabar gembira. Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. (Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (ketetapan dan janji) Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung”. (QS. Yunus: 62-64).

Ia dianggap sebagai salah satu hal yang membantu dalam urusan dunia dan akhirat, dan menjadi alasan untuk mencapainya. Diriwayatkan dari Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada suatu waktu di malam hari, tidaklah seorang hamba muslim meminta kebaikan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan kebaikan itu kepadanya”. (HR. Muslim, no. 757).

Shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu. Telah diriwayatkan dalam hadits shahih bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat tengah malam”. (HR Muslim, no. 1163).

Itulah sebabnya permohonan dikabulkan, dosa diampuni, dan amal ibadah diterima. Telah dibuktikan dalam shahih Bukhari bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bangun malam lalu mengucapkan: “Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya-lah kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.’ Kemudian ia mengucapkan: ‘Ya Allah, ampunilah aku,’ atau berdoa, maka doanya akan dikabulkan . Jika ia berwudhu dan shalat, maka shalatnya akan diterima”. (HR Bukhari, no. 1154).

Dianggap sebagai perlindungan dari godaan dan larangan dari terjerumus dalam dosa, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwa ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bangun di malam hari seraya berkata: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah. Godaan apa yang diturunkan malam ini? Apa yang diturunkan dari perbendaharaan? Siapa yang akan membangunkan para wanita di kamar? Berapa banyak wanita yang berpakaian di dunia ini yang akan telanjang pada hari kiamat”. (HR Bukhari, no. 5844).

Hal ini dianggap sebagai salah satu sebab masuk surga dan terhindar dari neraka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam (surga yang penuh) taman-taman dan mata air. (Di surga) mereka dapat mengambil apa saja yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)”. (QS Adz-Dzariyat: 15-18).

Keutamaan Berdiri di Bulan Ramadhan dan Malam Ketetapan

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menetapkan banyak ritual besar di bulan Ramadan yang penuh berkah, di antaranya: melaksanakan shalat malam. Dia mendesak dan mendorongnya dengan kata-kata dan perbuatan.

Telah dibuktikan bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang shalat di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muslim, no. 759).

Di antara ibadah yang dikerjakan di malam hari adalah shalat. Baik itu awal malam maupun akhir malam, dan shalat di bulan Ramadan berarti shalat Tarawih. Dalam menjelaskan keutamaannya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berdiri bersama imam hingga ia pergi, maka ditulis baginya seakan-akan ia telah berdiri semalam suntuk”. (HR At Tirmidzi, no. 806).

Perlu diketahui bahwa pahala mengerjakan shalat malam pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan akan berlipat ganda. Mencari malam kemuliaan dan mengharap pahala yang besar dan balasan yang melimpah dari Allah Subhanahu wata’ala.

Karena telah diriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari no. 1901).

Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kaum muslim untuk mencarinya dan bersungguh-sungguh untuk menghidupkannya. Karena tidak ada satu pun riwayat yang menyebutkannya secara spesifik, maka sudah sepantasnya mencarinya pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, “Carilah malam kemuliaan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan”. (HR Bukhari, no. 2020). Maka seorang muslim akan mendapatkan pahala shalat di sepuluh hari terakhir dan shalat di malam kemuliaan.

Petunjuk Nabi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, biasa mengabdikan dirinya untuk beribadah dengan cara yang tidak dilakukannya pada hari-hari lainnya. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjihad di sepuluh hari terakhir dengan cara yang tidak pernah ia lakukan di waktu lainnya”. (HR Muslim, no. 1175).

Maka, ketika sepuluh hari terakhir Ramadhan telah tiba, ia pun berikhtiar dan berjuang di dalamnya. Dengan menghidupkan kembali malam dengan ibadah; Dari shalat, dzikir, dan permohonan, dan meninggalkan segala sesuatu yang melalaikannya dari urusan dunia.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih nya, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, jika telah tiba hari yang sepuluh, ia begadang malam hari, membangunkan keluarganya, lalu berjihad dan mengencangkan ikat pinggang”. (HR Muslim, no. 1174).

Hal-hal yang membantu kita tetap terjaga di malam hari

Banyak sekali hal-hal yang dapat membantu hamba dalam melaksanakan shalat malam dan menghidupkan malam dengan ibadah. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diuraikan:

  1. Janganlah melelahkan diri ini dengan pekerjaan yang melelahkan tubuh. Barangsiapa yang hendak melaksanakan shalat malam, hendaknya ia tidak kelelahan. Agar dapat terjaga di malam hari.
  2. Tidur di siang hari; karena dapat membantu dan menguatkan umat Islam untuk melaksanakan shalat malam.
  3. Menyadari adanya rasa takut kepada Allah Subhanahu wata’ala dalam hati, merasa takjub kepada-Nya, dan bertakwa kepada-Nya.
  4. Tidak terikat dengan kehidupan duniawi beserta segala kenikmatan dan keinginannya, serta mempersiapkan diri untuk menghadap Allah Azza Wa Jalla.
  5. Komitmen terhadap tindakan ketaatan dan menghindari dosa dan pelanggaran.
0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *