“Dan datanglah sakaratul maut dengan benar, itulah yang senantiasa kamu hindari”. (QS Qaaf 19). Sesungguhnya kematian adalah sesuatu yang paling menyakitkan yang akan dirasakan manusia. Bahkan sesuatu yang teramat menyakitkan melebihi yang lainnya.
Rasa sakit itu berbanding lurus dengan keimanan dan amal seseorang. Orang-orang kafir akan merasakan sakit yang paling berat. Mereka akan merasakan sakaratul maut berhari-hari bahkan mungkin lebih dari satu minggu.
Begitu juga orang yang yang zhalim akan merasakan betapa pedihnya sakaratul maut. Sedangkan orang beriman akan merasakan sakit juga tetapi tidak seperti orang kafir atau zhalim.
Bagi orang beriman, kepedihan dan kesakitan sakaratul maut adalah akhir dari penderitaan di dunia, dan penghapusan atas segala dosa-dosa yang telah dilakukan untuk kemudian mendapatkan keridhoan Allah dan kebahagiaan di akhirat.
Sedangkan bagi orang-orang kafir sakaratul maut adalah awal dari azab di akhirat untuk kemudian mereka akan merasakan murka Allah dan azab yang lebih berat lagi.
Yang pasti kedua golongan itu akan merasakan sakaratul maut. Dan yang paling ringan sakaratul mautnya adalah para syuhada. Bahkan mereka merindukan untuk hidup kembali dan mati syahid kembali.
Betapa beratnya sakaratul maut sampai Rasulullah SAW ketika menjelang ajalnya mencelupkan tangannya pada air dan berdoa: “Ya Allah ringankanlah padaku sakaratul maut”. (HR at-Tirmidzi).
Al-Qur’an dan Hadits telah menggambarkan bagaimana sakaratul maut. Bagi orang-orang yang kafir sangat menyakitkan sedangkan bagi orang-orang beriman sangat mudah.
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): ”Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan ) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”. (QS Al-An’am 93).
Kisah tentang kematian dan sakaratul maut sangat banyak sekali. Dan sekarang kita banyak dapati majalah-majalah yang menyebutkan tentang kondisi kematian seseorang, terutama orang-orang yang banyak berbuat maksiat.
Para pezina baik lelaki maupun perempuan yang matinya bau busuk, yang mayatnya dimakan ulat dan belatung. Pemakan riba yang matinya gosong terbakar, para pemakan harta anak yatim yang matinya mengerikan, para penjudi yang matinya menghinakan, para pemabuk dan para pemuas seks bebas matinya di pangkuan pelacur.
Para pemimpin kafir dan sekuler yang sekaratul mautnya lama dan menjadi rahasia umum, dan sebagainya. Kisah-kisah itu, walaupun banyak ilustrinya dan bumbu-bumbu dari sana-sini, tetapi yang pasti tidak semuanya salah.
Demikian juga banyak kisah dan kebaikan kematian orang yang Sholeh, para pengajar Al-Qur’an yang jasadnya utuh dll. Harus menjadi pelajaran kita. Oleh karena itu, marilah kita bersiap diri supaya kematian kita indah, supaya Husnul Khotimah dan mampu mengucapkan Laa Ilaha Illallah di akhir hayat kita. Wallahu a’lam
Ditulis: KH Iman Santoso, Lc., M.EI untuk “Rumah Pena MOTIVASI“
.