Dari Rabiah Ibnu Malik al-Islamy Radhiyallaahu ‘anhu berkata, saya bermalam bersama Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, maka saya bawakan air wudhu dan hajatnya. Maka Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda padaku: “Mintalah (padaku)”. Aku menjawab: Aku memohon dapat menyertai baginda di syurga. Beliau bertanya: “Apakah ada yang lain?” Aku menjawab: Hanya itu saja. Beliau bersabda: “Tolonglah aku untuk dirimu dengan memperbanyak sujud.” (HR Muslim 1/353).
Mungkinkah menemani Rasul saw di surga, atau masuk surga satu tingkat bersama Rasulullah SAW? Hadits di atas menunjukkan mungkin, bahkan Rasulullah saw menyebutkan caranya, yaitu dengan memperbanyak sujud.
Hadits di atas disebutkan dalam kitab Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam bab Sholat Sunnah. Karena memperbanyak sujud hanya bisa dilakukan dalam sholat Sunnah. Adapun pada sholat wajib jumlah sujudnya sudah ditentukan tidak bisa diperbanyak lagi.
Perawi hadits ini adalah Rabi’ah bin Ka’ab Abul Firas, beliau termasuk ahli Suffah pernah menjadi khodim (pembantu) Rasulullah SAW. Rabi’ah adalah sahabat senior dan senantisa menemani Rasul SAW, baik saat muqim ataupun safar, beliau meninggal tahun 63 H.
Hadits ini menunjukkan kemuliaan akhlak Rabi’ah ra, kemauannya yang tinggi dan zuhudnya dari dunia. Padahal secara status sosial, beliau adalah pembantu Rasulullah SAW.
Namun, tidak seperti pembantu umumnya, beliau adalah sahabat Rasul SAW yang mendapatkan didikan langsung dari Rasulullah SAW, sehingga ketika ditawari sesuatu oleh Rasul SAW, beliau tidak menyebutkan keinginan dunia, justru yang diinginkan adalah menemani Rasulullah SAW di surga.
Gayung pun bersambut, Rasulullah SAW merespon permintaan pembantunya dengan satu kiat yang dapat dilakukannya dan oleh setiap umat Islam. Rasulullah SAW adalah manusia yang sangat mulia, memuliakan semua orang, termasuk pembantu.
Beliau SAW menunjukkan cara untuk meraih apa yang diinginkan yaitu masuk surga dengan derajat yang tinggi, dengan memperbanyak sujud, atau memperbanyak sholat sunnah.
Rasulullah SAW ingin menunjukkan kepada kita bahwa, bagi umat Islam tidak cukup dengan amalan yang wajib, tetapi harus dilengkapi dengan amalan yang sunnah. Bahkan dengan memperbanyak amalan sunnah, khususnya sholat Sunnah, maka derajat seorang muslim akan sangat tinggi di surga, bahkan dapat menemani Rasulullah SAW di surga.
Amalan sunnah yang dilakukan setiap muslim setelah melaksanakan amalan wajib, adalah rahasia yang akan mengantar muslim pada derajat kewalian yang merupakan kekasih Allah Ta’ala, sebagaimana disebutkan dalam hadits Qudsi:
“Dan jika hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan ibadah yang sunnah, sampai aku mencintainya”. (HR Bukhari 2056, dan disebutkan dalam hadits Arba’in no 38)
Jadi rahasia kedekatan kita dengan Allah Ta’ala adalah hubungan cinta, demikian juga kedekatan kita dengan Rasul SAW adalah hubungan cinta. Sudah sejauh apa kedalaman cinta kita kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah SAW?
Dari Anas ra bahwa seseorang bertanya pada Rasul SAW tentang Qiyamat, dia bertanya, “Kapan (terjadi) Qiyamah? Rasul SAW menjawab: “Apa yang engkau siapkan?”. Orang tersebut menjawab, “Saya tidak menyiapkan banyak sholat, puasa dan shadaqah, kecuali bahwa aku mencintai Allah dan Rasulnya”. Rasul SAW bersabda, “Engkau bersama yang engkau cintai”. (HR Bukhari).
Inilah hadits harapan bagi kita, “Engkau bersama yang engkau cintai“.
Ditulis: KH Iman Santoso, Lc., M.EI untuk “Rumah Pena MOTIVASI“
.