@ Cecep Y. Pramana
Allah Subhanahu wata’ala menyebutkan kata surga di dalam Al-Qur’an pada dua tempat, sebagaimana dijelaskan di bawah ini: Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (QS Al-Mu’minun: 11)
Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal”. (QS. Al-Kahfi: 107)
Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Di surga ada seratus tingkatan, jarak antara setiap tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi. Surga adalah tingkatan yang paling tinggi, mengalir darinya empat sungai surga, dan di atasnya ada ‘Arsy. Maka jika kamu meminta sesuatu kepada Allah, mintalah surga kepada-Nya”. (HR At-Tirmidzi, nomor: 2531).
Hadits ini menjelaskan beberapa sifat surga dan sifat surga yang paling tinggi, di antaranya:
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, berbicara tentang surga dan tingkat-tingkatnya, kedudukan-kedudukan yang luhur, dan kebahagiaan abadi yang terkandung di dalamnya. Beliau menyebutkan jumlah surga sebanyak seratus untuk penekanan, dan jarak antara setiap dua tingkat adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Kedudukan dan derajat seorang hamba di surga berbeda-beda, sesuai dengan iman dan amal salehnya di dunia.
Surga adalah taman yang di dalamnya terdapat pepohonan, bunga, dan tanaman. Itulah nama tempat yang paling tinggi dan paling baik di Surga. Di dalam surga terdapat rumah-rumah para nabi, dan dari surga mengalir empat sungai surga, yang disebutkan dalam firman Yang Maha Tinggi.
“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-potong?”. (QS Muhammad: 15)
Yaitu, sungai-sungai air, susu, anggur, dan madu mengalir dari surga surga. Seolah-olah itu adalah sumber air terjun dan sumber air. Air surga itu jernih dan tak pernah keruh, susu rasanya enak dan tak pernah asam, bahkan seiring berjalannya waktu, dan anggur tidak berbau tak sedap serta tidak mengganggu pikiran.
Jadi mengapa seseorang ingin kehilangan akalnya sementara Surga memiliki semua kebahagiaan ini? Madu murni dan tidak mengandung apa pun yang dapat mengaburkannya. Surga itu atapnya adalah Singgasana Allah Yang Maha Pemurah, maka kenikmatan apakah yang lebih baik dari itu?
Salah seorang shaleh berkata: “Seandainya aku tidak memiliki apa pun di surga, kecuali melihat Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepadaku, Maha Suci Allah, maka itu sudah cukup sebagai suatu nikmat”.
Di sini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, mengajak ummatnya untuk memohon kepada Allah Subhanahu wata’ala surga tertinggi. Ini merupakan dorongan bagi kaum muslim agar tidak merasa cukup dengan apa pun kecuali dengan hal-hal yang terbaik dan paling utama, karena Allah Maha Pemurah dan Maha Penyantun, sekalipun hamba tersebut lalai dan banyak berbuat dosa.
Dunia ini tidak ada nilainya jika dibandingkan dengan akhirat
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu -semoga Allah meridhoinya- bahwa ia berkata: “Ummu Haritsah datang kepada Rasulullah setelah putranya al-Haritsah meninggal di perang Badar, karena terkena anak panah. Ia berkata: ‘Wahai Rasulullah, sungguh Anda mengetahui bagaimana kedudukan putraku, Haritsah, di hatiku. Jika ia berada di surga, aku tidak akan menangisinya, Namun jika tidak, Anda akan melihat apa yang akan kulakukan”?.
(Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: Berangkat di pagi hari atau di sore hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Nilai busur panah salah seorang dari kalian atau tempat kakinya di surga, itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah bidadari surga muncul ke bumi, niscaya akan menerangi segala yang ada di antara keduanya dan memenuhi keduanya dengan wewangian. Dan kerudung (bidadari) lebih baik daripada dunia dan seisinya”. (HR. Bukhari, nomor: 2401, 6567)
Hadits ini menunjukkan bahwa sahabat Haritsah radhiyallahu ‘anhu mencapai derajat surga yang paling tinggi. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang betapa remehnya dunia dibandingkan dengan akhirat. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Posisi telapak kaki seorang mujahid, penggunaan panah, atau alat apapun dalam jihad akan mengantarkan pemiliknya kepada kedudukan di surga yang lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya. Karena dunia itu fana, sedangkan surga lebih kekal, lebih kekal, dan lebih bermanfaat. Yang permanen dan abadi lebih baik daripada yang terputus-putus.
Jika salah satu bidadari menampakkan dirinya ke bumi, ia akan menerangi ruang antara langit dan bumi, serta memenuhi apa yang ada di antara keduanya dengan bau yang harum. Apa yang ditaruh seorang bidadari di kepalanya lebih baik dari dunia dan segala isinya. Dunia ini tidak bernilai sayap nyamuk di mata Tuhan. Itulah ciri-ciri wewangian, pakaian, dan tatapan bidadari. Lalu bagaimana dengan dia, keadaannya, dan kecantikannya?
Tidak ada bahaya bagi jantung manusia
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah Hadits yang memberitahukan kita tentang Allah Yang Maha Tinggi; (Allah berfirman: Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbesit dalam hati manusia)”. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah, nomor: 7498).
Dalam Hadits ini Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bagi kita sejumlah sifat-sifat surga, dan di antara sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
Allah Subhanahu wata’ala menciptakan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman apa yang tidak pernah dilihat oleh mata mereka, tidak pernah didengar oleh telinga mereka dan tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia.
Manusia dengan ciptaannya saat ini, tidak dapat membayangkan apa yang ada di surga dan kesenangannya. Apapun yang dibayangkan atau dirasakan manusia dengan inderanya, surga lebih tinggi, lebih halus, dan lebih baik daripadanya.
Hadits tersebut merupakan penegasan firman Allah SWT: “Tidak seorang pun mengetahui apa yang telah disembunyikan untuk mereka, suatu kenikmatan yang menyejukkan mata mereka”. (QS As-Sajdah: 17).
Kenikmatan yang telah disiapkan Allah Subhanahu wata’ala bagi hamba-hamba-Nya tidak dapat dibayangkan, melainkan mereka akan bergembira karenanya dan berbahagia di hari akhirat. Mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
Tujuannya agar meraih apa yang telah Allah Subhanahu wata’ala persiapkan bagi hamba-hamba-Nya yang saleh, dan menunjukkan betapa luasnya karunia Allah Subhanahu wata’ala dan bahwa Dia menciptakan apa pun yang Dia kehendaki, yang tidak mungkin dapat dipikirkan dan dipikirkan oleh manusia. Wallahua’lam.
TikTok/IG: cecep.asmadiredja | LinkedIn: cecepypramana | lynk.id/ceppangeran
.