@ Cecep Y. Pramana
Bulan Ramadhan salah satu bulan yang penuh berkah dan rahmat sepanjang tahun. Allah Subhanahu wata’ala telah menganugerahinya dengan keutamaan-keutamaan yang agung. Ketika Al-Qur’an diturunkan di dalamnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil”. (QS Al Baqarah: 185)
Dan diturunkan pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, pada malam yang diberkahi, yaitu Malam Kemuliaan, sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar (malam kemuliaan)”. (QS Al Qadr: 1).
Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Amri di langit ketujuh hingga ke Baitullah di langit terendah pada malam kemuliaan, sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar”. (QS Al Qadr: 1-5)
Kemudian diturunkan sebagian kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dikatakan bahwa pewahyuan Al-Qur’an dimulai pada malam kemuliaan, mengingat Al-Qur’an yang utuh disebut Al-Qur’an, sebagaimana satu ayatnya. Dikatakan pula bahwa pewahyuan Al-Qur’an dimulai pada bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Al-Qur’an memiliki keistimewaan di dalamnya.
Al-Qur’an disampaikan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam oleh malaikat Jibril di bulan Ramadhan, sebagaimana Imam Al-Bukhari melaporkan dalam Sahih-nya, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa dia berkata: “Jibril biasa meninjau Al-Qur’an bersana Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sekali setiap tahun”. (HR Bukhari, no. 6285).
Karena itu bulan Ramadhan dianggap sebagai bulan Al-Qur’an. Bulan Ramadan juga disebut sebagai bulan Al-Qur’an, yang menunjukkan keutamaan Al-Qur’an di dalamnya, dan keutamaan memanfaatkannya dengan membaca ayat-ayat Allah, memahaminya, merenungkannya, mengamalkan perintah-perintah yang ada di dalamnya, dan menjauhi apa yang dilarangnya.
Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah terbesar di bulan Ramadan
Ibadah membaca Al-Qur’an disyariatkan di bulan Ramadhan. Dalam menjelaskan keutamaannya, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata, “(Amalan) puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. (Amalan) puasa akan berkata: “Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka terimalah syafa’at-ku untuknya”. (Amalan) Al-Qur’an berkata: “Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka terimalah syafa’atku untuknya”. Beliau bersabda: “Kemudian keduanya diterima syafa’atnya”. (HR Ahmad, no. 6626, HR Thabrani di dalam Al-Kabir, 13/38, no. 88)
Malaikat Jibril ‘alaihi sallam pernah belajar Al-Qur’an bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Ramadhan. “Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril ‘alaihissalam menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah SAW adalah orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut menunjukkan keutamaan mempelajari Al-Qur’an di bulan Ramadhan dan memperbanyak membacanya. Keutamaan ini ditegaskan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan juga ditegaskan di malam hari di bulan Ramadhan. Karena tak ada kesibukan atau gangguan di malam hari, baik lidah maupun hati sibuk merenungkan dan melafalkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam biasa memanjangkan bacaan Al-Qur’an pada salat malam di bulan Ramadhan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu.
“Aku pernah shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam, lalu beliau memulainya dengan surat Al-Baqarah. Maka aku katakan: “Dia ruku’ pada rakaat yang keseratus.” Kemudian beliau melanjutkannya. Maka aku katakan: “Dia shalat dalam satu rakaat.” Kemudian beliau melanjutkannya. Maka aku katakan: “Dia ruku’ dengannya. Kemudian beliau memulai surat An-Nisa’ dan membacanya. Kemudian beliau memulai surat Ali Imran dan membacanya”. (HR Muslim, no. 772).
Perlu diketahui bahwa memperpanjang shalat itu terbatas bagi orang yang shalat sendirian atau menjadi imam bagi sekelompok orang yang mereka ridhoi. Memperpanjang shalat, dan imam harus bersikap lunak terhadap jamaah, dan bacaan Al-Qur’an tidak terbatas pada shalat saja, karena ia dibaca di dalam shalat dan di luar shalat.
Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu amalan yang sangat besar pahalanya di sisi Allah Shallallahu ‘alaihi wasallam, terlebih di bulan Ramadhan. Sebagaimana di dalamnya dimuliakan pahala dan kedudukan, dan memperbanyak membaca Al-Qur’an, menghafalnya, membacanya, dan merenungkannya termasuk sebab-sebab yang mendatangkan syafaat pada hari kiamat.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat bagi para ahlinya”. (HR Muslim, no. 804).
Dan membaca satu huruf dari Al-Qur’an yang Mulia adalah satu kebaikan, dan kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali lipat, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, no. 2910).
Kewajiban umat Islam terhadap Al-Qur’an di bulan Ramadhan
Beberapa amalan yang dianjurkan dalam bulan Ramadhan yang bertabur berkah ini adalah: Membaca Al-Qur’an dan bersungguh-sungguh mengkhatamkannya, Pada setiap waktu yang telah ditentukan, hafalkanlah sebagian darinya, meskipun sedikit, dan sempatkanlah waktu untuk merenungkan dan menelaah ayat-ayat Al-Qur’an.
Juga mengambil hikmah dan pelajaran darinya, dan membaca sebagian tafsirnya. Dalam membacanya, hendaknya kita merenungkan dan menghayati ayat-ayat Al-Qur’an, dan harus disertai dengan kehadiran hati.
Hal-hal di atas akan membantu kita memanfaatkan waktu Ramadhan sebaik-baiknya. Dengan mengikuti contoh Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana bahwa Nabi lebih dermawan di bulan Ramadan, dan kedermawanan termasuk menjaga Al-Qur’an, mempelajarinya, membacanya, dan merenungkan dan mempertimbangkan makna dan implikasinya.
Imam Nawawi menjelaskan banyak manfaat yang dihasilkan dari hadits sebelumnya, termasuk: keinginan untuk meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan, dan ketika bertemu dengan hamba-hamba yang saleh, dan keinginan untuk mempelajari Al-Qur’an. Mempelajari Al-Qur’an dapat memperbarui perjanjian jiwa dengan harta, yang merupakan salah satu alasan untuk berbuat kebajikan dan kedermawanan. Wallahua’lam.